Arti Kiasan Lambang Bhayangkara
• Bentuk segilima melambangkan falsafat pancasila
• Bintang tiga dan perisai melambangkan Tri Brata dan Catur Prasetya sebagai kode etik
kepolisian negara R.I
• Obor melambangkan sumber terang sejati
• Api yang menjulang tiga bagian melambangkan Triwikrama (tiga pancaran cahaya) yaitu :
1. Kesadaran
2. Kewaspadaan ( kewaskitaan )
3. Kebijaksanaan
• Tunas kelapa menggambarkan lambang gerakan pramuka.Bentuk lambang gerakan pramuka itu
adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
1.Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti
penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang
tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup
bangsa Indonesia.
2.Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat,
kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam
menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
3.Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
4.Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di
Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi
dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan
oleh sesuatu.
5.Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan
keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik,
benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri
guna mencapai cita-citanya.
6.Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan
kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik Indonesia serta kepada
umat manusia.
• Keseluruhan lambang saka bhayangkara itu mencerminkan tingkah laku dan perbuatan anggota
saka bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara atau membina tertib
hukum dan ketentraman masyarakat yang mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat
yang mampu menujang keberhasilan pembagunan, serta mampu menjamin tetap tegak nya NKRI
yang bersendikan pancasila dan UUD NRI tahun 1945.
@Zulkarnain Scout Selayar
KRIDA TKP
TPTKP : Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara. Artinya Tempat dimana suatu tindak pidana
dilakukan/terjadi, atau tempat dimana barang bukti/korban berhubungan dengan tindak pidana.
Tujuan dan maksud Penanganan TKP :
1. Menjaga agar TKP dalam keadaan utuh.
2. Melindungi agar barang bukti tidak hilang / rusak, tidak ada perubahan penambahan dan pengurangan
serta tidak berubah letaknya.
Cara bertindak di TKP:
1. Memberikan perlindungan, pertolongan pertama pada masyarakat.
2. Menutup dan mengamankan TKP (mempertahankan status).
3. Memberitahukan kepada pihak berwajib (polisi).
4 Metode pencarian barang bukti:
1. Dilakukan dilapangan petunjuk pelaksanaan.
2. Pembagian wilayah Juklak/04/I/1982 tgl 18- 2- 1982.
3. Dilereng pembukitan 1982 Tentang proses penyelidikan tindak pidana.
4. Diruang tertutup.
Dasar UU Kepolisian No 13 Tahun 1961 tentang tugas dan wewenang kepolisian.
Petunjuk pelaksanaan: UU No 104/II/1982 Tanggal 18-2-1982 Tentang proses penyidikan tindak pidana.
Kejadian Perkara: Semua kejadian yang bersifat menjadi urusan kepolisian.
TKP merupakan sumber dari bahan-bahan penyidik perkara karena didapati bekas-bekas dari peristiwa
itu berupa bekas kaki, tangan, darah, muntahan dan alat/benda sebagai alat bukti di pengadilan, selain
itu digunakan bahan penyidik perkara. Selanjutnya “ Setiap orang yang disangka melakukan suatu
perkara pembunuhan akan dikenal tindakan-tindakan tersebut ”.
TKP Perkara pembunuhan. Pasal 35 (1) KUHP:
Kalau pembunuhan itu dilaksanakan didalam rumah, maka TKP nya bukan hanya terletak ditempat
korban tersebut tetapi seluruh bagian- bagian lain dari rumah tersebut.
TKP Mayat Hanyut:
Usahakan agar mayat dapat diambil kepinggir, kemudian catat ciri-cirinya; identitas diri, tempat mayat itu
sendiri, TKP itu sendiri.
TKP Mayat Tergantung:
Mayat tidak boleh langsung diturunkan, karena belum tentu bahwa korban mati gantung diri. Karena perlu
dicari bekas-bekas lain disekitarnya yang menunjukkan apabila korban mati bunuh diri / setelah mati
kemudian sengaja digantung orang lain untuk menyesatkan polisi. Perhatikan barang-barang / bekasbekas disekitarnya.
@Zulkarnain Scout Selayar
TKP Pencurian:
Apabila pencurian terjadi didalam rumah, maka TKP nya bukan saja didalam rumah / lemari dimana
barang- barang itu sendiri.
TKP Kebakaran:
Kebakaran karena sengaja, kebakaran karena kelalaian, kebakaran karena alam / lain- lain.
Macam-macam Sidik Jari:
- PLAIN WOLL
- PUAP LOP
- AREN
- FANTECH
Penanganan TKP:
1. Tindakan pertama dilakukan oleh Polri / masyarakat setempat.
2. Pengolahan TKP dilakukan oleh penyidik / ahli yang diminta tolong oleh Polri.
MODUS OPERANDI: Cara-cara pelaku memohon tindak pidana (kejahatan).
Urutan-urutan tindakan di TKP:
1. Menutup dan membatasi TKP atau memberitahukan kepada kantor polisi terdekat. Jika TKP terdapat
korban yang masih hidup.
2. Menahan orang-orang / saksi di TKP. Saksi: orang yang melihat / menyaksikan dengan mata kepala
sendiri pada saat kejadian berlangsung.
3. Mencari dan mencatat saksi, lalu diserahkan kepada Polisi.
4. Mencari dan mengamankan bekas / barang bukti, usahakan membuat sket / bagan / memotret TKP.
Tindakan-tindakan terhadap korban:
Periksa apakah ada tanda-tanda kehidupan pada korban dengan cara:
1. Perubahan bagian badan sudah dingin / masih panas.
2. Meraba pergelangan tangan, apakah masih ada denyut nadinya / tidak ada.
3. Bila ada tanda-tanda kehidupan segera diberi pertolongan berupa PPPK.
4. Beri tanda-tanda letak korban di TKP.
5. Bawalah korban kerumah sakit terdekat.
Tindakan-tindakan terhadap pelaku:
1. Tangkap pelaku apabila masih ada di TKP.
2. Caatat nama, umur, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pihak korban.
3. Cegah jangan sampai si-pelaku menghapus bekas / menghilangkan bukti-bukti.
4. Adakan pencarian- pencarian singkat apabila pelaku ada disekitar TKP.
Cara mengatasi TKP di Lalu lintas.
1. Lihat korban apakah patah tulang, luka ringan / berat / mati.
2. Melihat titik temu pada kedua kendaraan lalulintas diberi tanda dengan kapur.
3. Membuat sket gambar batas kecelakaan.
4. Mengukur jalan dari tepi jalan.
@Zulkarnain Scout Selayar
5. Mengukur AS jalan dengan Senterland.
6. Mengukur bekas- bekas Rem (<40 style="font-weight: bold; color: rgb(102, 102, 0);">
Tindakan pertama: Segala tindakan yang harus dilaksanakan menurut ketentuan teknik bagi para
petugas yang datang pertama kali di TKP.
Tersangka: seseorang yang berhubungan dengan tindak pidana yang berdasarkan bukti-bukti.
SASARAN TKP: 1. Korban. 2. Pelaku. 3. Barang bukti. 4. TKP itu sendiri.
Cara menentukan hidup / mati dari tindakan di TKP: 1. Amankan TKP. 2. Masuk ke TKP dengan
cara teknis (memberi tanda pada kaki). 3. Raba nadi leher, nadi tangan, buka mata, tubuhnya dingin /
hangat. 4. Beritahu pada anggota lain bahwa korban masih hidup / mati. 5. Jangan menyentuh barang
bukti di TKP. 6. Tolong bila hidup, biarkan jika mati kecuali mengganggu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi TKP: 1. Alam (cuaca dan medan). 2. Non alam (manusia /
makhluk hidup lainnya).
Peralatan dalam mendekati TKP: 1. Kekuatan personil / petugas. 2. Kendaraan. 3. Alat- alat tulis
(kapur, pen,spidol, kertas/buku). 4. Alat-alat lain (sarung tangan, pisau/gunting, tali, senter, meteran dan
kamera).
Cara mencari barang bukti:1. Dengan bentuk Spiral: barang bukti berada di tanah lapang, semaksemak, dan hutan.
2. Dengan bentuk Zona: Barang bukti berada dilapangan rumah/tempat tertutup.
3. Dengan bentuk Strip/garis: barang bukti berada di tanah berbukit/lereng.
4. Dengan bentuk Roda: barang bukti berada didalam ruangan.
Keterangan: Semua teknik diatas dapat berlaku semua tempat sesuai situasi dan kondisi alam dan
diambil yang paling praktis.
Cara memindah/mengambil barang bukti bila dalam keadaan terpaksa:
1. Pisau: Gunakan tali dengan simpul, kemudian ikat pada pisau yang ada sidik jarinya.
2. Senjata Api: Gunakan telunjuk masukkan dibelakang picu/penarik tutup dengan kapas.
3. Peluruh: Ujung telunjuk dengan ibu jari ambil ujungnya masukkan kapas dan bungkus.
@Zulkarnain Scout Selayar
4. Darah: Bisa dengan menggunakan kapas/kain, bila kain kering digunting dan kerik bila ditempat lain.
5. Rambut: Ambil jepit kemudian bungkus dengan kertas.
TINDAKAN PERTAMA TERHADAP KORBAN KERACUNAN
1. Jenis keracunan Alkohol, Anggur, dll:
Tindakan pertama: - Beri minum kopi pahit. - Dinginkan dengan ES.
- Usahakan muntah. - Bawa ke Rumah sakit terdekat.
2. Jenis keracunan Makanan busuk:
Tindakan pertama: - Usahakan muntah (sogok dengan jari)
- Beri Norit
3. Jenis keracunan bensin dan minyak tanah:
Tindakan pertama: - Beri Norit, susu, santan kelapa, kopi pahit.
4. Jenis keracunan Tempe Bunykrek:
Tindakan pertama: - Beri Norit dan minyak kelapa.
5. Jenis keracunan Obat tidur:
Tindakan pertama: - Minum air sebanyak- banyaknya.
- Usahakan muntah sebagai pencuci perut.
- Beri Norit kemudian beri garam inggris.
6. Jenis keracunan Zat- zat asam:
Tindakan pertama: - Minum air sebanyak- banyaknya.
- Minum air susu dengan jumlah banyak.
- Beri garam inggris.
Keterangan: Apabila telah meninggal lakukan tindakan sebagaimana TKP dan jangan lupa setelah
laporan:
1 Amankan muntahan.
2 Amankan sisa makanan/minuman.
3 Amankan gelas/tempat/pembungkus.
4 Tunggu petugas berwajib (POLRI).
TINDAKAN PERTAMA PADA PENCURIAN
a) Tutup TKP dan amankan keadaan.
b) Jangan main hakim sendiri.
c) Lapor pada Kepala Desa/LURAH.
d) Lapor pada pihak berwajib (POLRI) dan ceritakan urutan kejadiannya.
TINDAKAN PERTAMA PADA PEMBUNUHAN
a) Amankan TKP.
b) Lapor pada Kepala Desa/LURAH.
c) Lapor pada pihak berwajib (POLRI).
d) Biarkan bila mati, bantu bila hidup dengan cara teknis kemudian beri P3K dan bawa ke rumah sakit.
e) Catat dalam buku mutasi (Identitas KTP).
@Zulkarnain Scout Selayar
TINDAKAN PERTAMA PADA ORANG GANTUNG DIRI
a) Amankan TKP.
b) Lapor pada Kepala Desa/LURAH.
c) Lapor pada pihak berwajib (POLRI).
d) Biarkan jika mati sampai penyidik datang, bila hidup lakukanlah:
- Angkat kaki korban dan cari meja/alat lain.
- Potong tali diatas dengan irisan seorang.
- Beri pertolongan P3K kemudian bawa ke rumah sakit.
e) Catat dalam buku mutasi (Identitas KTP).
Ciri – ciri orang gantung diri
1. Dekat dengan meja/alas kaki.
2. Lidah menjulang lurus ke luar (mulut keluar kapuk).
3. Berberak.
4. Tali bukan simbul mati.
5. Tidak ada bekas luka kecuali leher.
TINDAKAN PERTAMA PADA KEBAKARAN
a. Amankan TKP.
b. Hubungi Pemadam Kebakaran Telp 113
c. Lapor pada pihak berwajib (POLRI).
d. Selamatkan korban, harta benda dan padamkan api.
e. Tutup TKP jangan ada orang tidak bertanggung jawab masuk.
f. Jangan merubah dan jangan menyentuh barang bukti.
g. Tunggu sampai penyidik datang.
h. Laporkan kepada penyidik urutan kejadian.
PENANGGULANGAN PENDERITA KECELAKAAN
a) Amankan penderita kecelakaan.
b) Hubungi Ambulance Telp 118.
c) Amankan pelaku dan kendaraan.
d) Tutup TKP dari kerumunan warga dan lancarkan kembali arus lalu lintas dijalan.
e) Laporkan kepada pihak berwajib.
CARA MENGHUBUNGI MOBIL AMBULANCE.
Telpon ke nomer 118.
Sebutkan Identitas diri anda:
* Nama anda.
* Nomer telpon anda.
* Lokasi TKP (Daerah wilayah/kota/desa, jalan, nomer, Gang).
* Jenis keluhan (sakit, kecelakaan lantas, kriminalitas).
* Keadaan penderita/korban (sadar/tidak sadar/mati).
* Jumlah penderita/korban yang ada di TKP.
@Zulkarnain Scout Selayar
MATERI PPB
PENGETAHUAN PPB
SAR
Sejarah SAR Nasional
Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya
penyebutan ?Black Area? bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR.
Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota organisasi
penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation Organization). Sejak saat itu Indonesia
diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia.
Sebagai konsekwensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut, maka
pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1955 tentang Penetapan Dewan
Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis mempunyai tugas pokok untuk
membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan
dan materil.
Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International Maritime
Organization (IMO). Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas
dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai negara yang besar dan dengan
semangat gotong royong yang tinggi, bangsa Indonesia ingin mewujudkan harapan dunia
international yaitu mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas, maka timbul pemikiran bahwa perlu diadakan suatu
organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segala kegiatan-kegiatan SAR dibawah satu
komando. Untuk mengantisipasi tugas-tugas SAR tersebut, maka pada tahun 1968 ditetapkan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor T.20/I/2- 4 mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal Jakarta
yang pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara. Tim inilah yang akhirnya
menjadi embrio dari organisasi SAR Nasional di Indonesia yang dibentuk kemudian.
Pada tahun 1968 juga, terdapat proyek South East Asia Coordinating Committee on Transport and
Communications, yang mana Indonesia merupakan proyek payung (Umbrella Project) untuk negaranegara Asia Tenggara. Proyek tersebut ditangani oleh US Coast Guard (Badan SAR Amerika), guna
mendapatkan data yang diperlukan untuk rencana pengembangan dan penyempurnaan organisasi
SAR di Indonesia.
@Zulkarnain Scout Selayar
Kesimpulan dari tim tersebut adalah :
Perlu kesepakatan antara departemen- departemen yang memiliki fasilitas dan peralatan;
Harus ada hubungan yang cepat dan tepat antara pusat-pusat koordinasi dengan pusat fasilitas
SAR;
Pengawasan lalu lintas penerbangan dan pelayaran perlu diberi tambahan pendidikan SAR;
Bantuan radio navigasi yang penting diharapkan untuk pelayaran secara terus menerus.
Dalam kegiatan survey tersebut, tim US Coast Guard didampingi pejabat - pejabat sipil dan militer
dari Indonesia, tim dari Indonesia membuat kesimpulan bahwa :
Instansipemerintah baik sipil maupun militer sudah mempunyai unsur yang dapat membantu
kegiatan SAR, namun diperlukan suatu wadah untuk menghimpun unsur-unsur tersebut dalam
suatu sistem SAR yang baik. Instansi-instansi berpotensi tersebut juga sudah mempunyai perangkat
dan jaringan komunikasi yang memadai untuk kegiatan SAR, namun diperlukan pengaturan
pemanfaatan jaringan tersebut.
Personil dari instansi berpotensi SAR pada umumnya belum memiliki kemampuan dan keterampilan
SAR yang khusus, sehingga perlu pembinaan dan latihan.
Peralatan milik instansi berpotensi SAR tersebut bukan untuk keperluan SAR, walaupun dapat
digunakan dalam keadaan darurat, namun diperlukan standardisasi peralatan.
Hasil survey akhirnya dituangkan pada ?Preliminary Recommendation? yang berisi saran-saran
yang perlu ditempuh oleh pemerintah Indonesia untuk mewujudkan suatu organisasi SAR di
Indonesia.
Berdasarkan hasil survey tersebut ditetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 1972 tanggal 28
Februari 1972 tentang pembentukan Badan SAR Indonesia (BASARI). Adapun susunan organisasi
BASARI terdiri dari :
Unsur Pimpinan
Pusat SAR Nasional (Pusarnas)
Pusat-pusat Koordinasi Rescue (PKR)
Sub-sub Koordinasi Rescue (SKR)
Unsur-unsur SAR
Pusarnas merupakan unit Basari yang bertanggungjawab sebagai pelaksana operasional kegiatan
SAR di Indonesia. Walaupun dengan personil dan peralatan yang terbatas, kegiatan penanganan
musibah penerbangan dan pelayaran telah dilaksanakan dengan hasil yang cukup memuaskan,
antara lain Boeing 727-PANAM tahun 1974 di Bali dan operasi pesawat Twinotter di Sulawesi yang
dikenal dengan operasi Tinombala.
Secara perlahan Pusarnas terus berkembang dibawah pimpinan (alm) Marsma S. Dono Indarto.
Dalam rangka pengembangan ini pada tahun 1975 Pusarnas resmi menjadi anggota NASAR
@Zulkarnain Scout Selayar
(National Association of SAR) yang bermarkas di Amerika, sehingga Pusarnas secara resmi telah
terlibat dalam kegiatan SAR secara internasional. Tahun berikutnya Pusarnas turut serta dalam
kelompok kerja yang melakukan penelitian tentang penggunaan satelit untuk kepentingan
kemanusiaan (Working Group On Satelitte Aided SAR) dari International Aeronautical Federation.
Bersamaan dengan pengembangan Pusarnas tersebut, dirintis kerjasama dengan negara-negara
tetangga yaitu Singapura, Malaysia, dan Australia.
Untuk lebih mengefektifkan kegiatan SAR, maka pada tahun 1978 Menteri Perhubungan selaku
kuasa Ketua Basari mengeluarkan Keputusan Nomor 5/K.104/Pb-78 tentang penunjukkan Kepala
Pusarnas sebagai Ketua Basari pada kegiatan operasi SAR di lapangan. Sedangkan untuk
penanganan SAR di daerah dikeluarkan Instruksi Menteri Perhubungan IM 4/KP/Phb-78 untuk
membentuk Satuan Tugas SAR di KKR (Kantor Koordinasi Rescue).
Untuk efisiensi pelaksanaan tugas SAR di Indonesia, pada tahun 1979 melalui Keputusan Presiden
Nomor 47 tahun 1979, Pusarnas yang semula berada dibawah Basari, dimasukkan kedalam struktur
organisasi Departemen Perhubungan dan namanya diubah menjadi Badan SAR Nasional
(BASARNAS).
Dengan diubahnya Pusarnas menjadi Basarnas, Kepala Pusarnas yang semula esselon II menjadi
Kepala Basarnas esselon I. Demikian juga struktur organisasinya disempurnakan dan Kabasarnas
membawahi 3 pejabat esselon II. Dalam perkembangannya keluar Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 80 tahun 1998 tentang Organisasi Tata Kerja Basarnas, yang salah satu isinya mengenai
pejabat esselon II di Basarnas, yaitu :
Sekretaris Badan;
Kepala Pusat Bina Operasi;
Kepala Pusat Bina Potensi
Basarnas mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian, dan pengendalian
potensi SAR dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan
hilang atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan/atau penerbangan, serta memberikan
bantuan dalam bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR nasional dan
internasional. Secara jelas tugas dan fungsi SAR adalah penanganan musibah pelayaran dan/atau
penerbangan, dan/atau bencana dan/atau musibah lainnya dalam upaya pencarian dan pertolongan
saat terjadinya musibah. Penanganan terhadap musibah yang dimaksud meliputi 2 hal pokok yaitu
pencarian (search) dan pertolongan (rescue). Dalam melaksanakan tugas penanganan musibah
pelayaran dan penerbangan harus sejalan dengan IMO dan ICAO.
TUGAS, FUNGSI DAN SASARAN BASARNAS
A. TUGAS POKOK
@Zulkarnain Scout Selayar
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43Tahun 2005 Tentang Organisasi dan tata
kerja Departemen Perhubungan, Badan SAR Nasional mempunyai tugas pokok melaksanakan
pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi Search and Rescue (SAR) dalam kegiatan
SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya
dalam pelayaran dan atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam penanggulangan
bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional.
B. FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan SAR Nasional menyelenggarakan fungsi
:
Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SAR;
Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan operasi SAR;
Pelaksanaan tindak awal;
Pemberian bantuan SAR dalam bencana dan musibah lainnya;
Koordinasi dan pengendalian operasi SAR alas potensi SAR yang dimiliki oleh instansi dan
organisasi lain;
Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR balk di dalam maupun luar negeri;
Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR
Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan SAR Nasional.
C. SASARAN PENGEMBANGAN BASARNAS
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Basarnas, perlu dilaksanakan strategi- strategi sebagai
berikut :
Menjadikan BASARNAS sebagai yang terdepan dalam melaksanakan operasi SAR dalam musibah
pelayaran dan penerbangan, bencana dan musibah lainnya;
Pembentukan Institusi yang dapat menangani pendidikan awal dan pendidikan penataran di
lingkungan BASARNAS
Mengembangkan regulasi yang mampu mengerahkan potensi SAR melalui mekanisme koordinasi
yang dipatuhi oleh semua potensi SAR;
Melaksanakan pembinaan SDM SAR melalui pola pembinaan SDM yang terarah dan berlanjut agar
dapat dibentuk tenaga-tenaga SAR yang profesional.
Melaksanakan pemenuhan sarana/ prasarana dan peralatan SAR secara bertahap agar dapat
menjadikan operasi tindak awal SAR yang mandiri, cepat, tepat, dan handal sesuai ketentuan
nasional dan internasional.
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SAR melalui jenjang pendidikan sesuai dengan kebutuhan
dalam lingkungan BASARNAS.
@Zulkarnain Scout Selayar
Penciptaan system sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyelenggaraan
operasi SAR
Mengembangkan kerjasama dengan Pemda melalui FKSD, organisasi dan instansi berpotensi SAR,
balk dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka pembinaan potensi SAR.
Sumber : Badan SAR Nasional
http://www.dephub.go.id/SAR/basarnas/sejarah.htm
PERALATAN SAR
Peralatan SAR adalah merupakan bagian penting bagi res cuer ketika melaksanakan pertolongan
terhadap korban musibah dilapangan, sehingga dengan dukungan peralatan yang memadai akan
membantu proses pertolongan dan selanjutnya akan meningkatkan prosentasi keberhasilan operasi.
Peralatan SAR ini diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu:
1. Peralatan perorangan
Terdiri atas Peralatan pokok perorangan dan Peralatan pendukung perorangan;
2. Peralatan beregu.
Terdiri atas Peralatan pokok beregu dan Peralatan pendukung beregu;
Dengan klasifikasi ini akan memberikan kemudahan dalam memilah ketika melakukan penyimpanan
maupun penyiapan untuk operasi.
Untuk mendukung kegiatan dan operasi SAR, serta dalam rangka mendukung Siaga SAR, Kantorkantor SAR telah dilengkapi dengan peralatan SAR, meskipun belum dapat memenuhi seluruh
kebutuhan sesuai persyaratan mengingat keterbatasan anggaran dan biaya operasional. Peralatan
SAR masing-masing Kantor SAR sedikit berbeda jenis maupun jumlahnya, tergantung lokasi dan
kondisi setempat.
PERALATAN KOMUNIKASI
Salah satu komponen pfasilitas SAR yang memegang kunci per
anan penting dalam pelaksanaan kegiatan SAR adalah Sistem Komunikasi SAR. Sistem komunikasi
ini tidak lepas dari
semua jenis peralatan komunikasi yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi balk berupa
voice maupun data dalam kegiatan SAR. Sistem komunikasi yang digelar mempunyai fungsi:
@Zulkarnain Scout Selayar
1. Jaringan Penginderaan Dini
Komunikasi sebagai sarana penginderaan dini dimaksudkan agar setiap musibah pelayaran
dan/atau penerbangan dan/ atau bencana dan/ atau musibah lainnya dapat dideteksi sedini m
ungkin, supaya usaha pencarian, pertolongan dan penyelamatan dapat dilaksanakan dengan cepat.
Oleh karena itu setiap informasi/musibah yang diterima harus mempunyai kemampuan dalam hal
kecepatan, kebenaran dan aktualitasnya. Implementasi sistem komunikasi harus mengacu path
peraturan internasional yaitu peraturan IMO untuk memonitor musibah pelayaran dan peraturan
ICAO untuk memonitor musibah penerbangan.
Pada tahun 1994 BASARNAS memperoleh bantuan pi njaman lunak dari pemerintah Kanada untuk
pengadaan peralatan monitoring musibah. Peralatan tersebut berfungsi sebagai alat deteksi dini
signal yang mengindikasikan lokasi musibah, alat-alat tersebut adalah LUT (Local User Terminal)
yaitu berupa perangkat stasiun bumi kecil yang mengolah data dari Cospas dan SARSAT.
2. Jaring Koordinasi
Komunikasi sebagai sarana koordinasi, dimaksudkan untuk dapat berkoordinasi dalam mendukung
kegiatan operasi SAR baik internal antara Kantor Pusat BASARNAS dengan Kantor SAR dan antar
Kantor SAR, dan eksternal dengan instansi/ organisasi berpotensi SAR dan RCCs negara tetangga
secara cepat dan tepat.
3. Jaring Komando dan Pengendalian
Komunikasi sebagai sarana komando dan pengendalian, dimaksu
dkan untuk mengendalikan unsur-unsur yang terlibat dalam operasi SAR.
4. Jaring Pembinaan, Administrasi dan Logistik
Jaring ini digunakan oleh BASARNAS untuk pembinaan Kantor SAR dalam pelaksanaan pembinaan
dan administrasi perkantoran.
Peralatan komunikasi yang dimiliki BASARNAS dan Kantor SAR sebagai berikut :
Fixed Line Telecommunication
Radio Communication (HFNHF)
AFTN Automatic message switching
Dengan dilengkapinya radio VHF Air band dan Marine band, memungkinkan untuk memonitor
penerbangan dan pelayaran.
@Zulkarnain Scout Selayar
PENYELAMATAN KORBAN TENGGELAM
Kasus tenggelam cukup sering ditemukan, baik tenggelam dalam air tawar maupun air laut. Kasus
tenggelam sering terjadi pada anak kecil, atau orang dewasa. Sebagai orang awam yang ingin
menolong seseorang yang tenggelam, kami memberikan tips sebagai berikut :
1. Pastikan diri anda mempunyai kemampuan untuk menolong, bila tidak yakin dengan kemampuan
diri sendiri sebaiknya carilah bantuan." Lebih baik kehilangan satu orang daripada kehilangan dua
orang", maksudnya " Jangan menambah korban lebih banyak".
2. Segera menginformasikan kepada orang disekitar untuk mencari bantuan lanjutan.
3. Pelajari situasi dan kondisi disekitar korban.
4. Cari alat bantu untuk menyelamatkan korban, contoh : pelampung, ranting/kayu, tali dan
sebagainya
5. Tahap berikutnya adalah tahap penyelamatan korban tanpa menggunakan alat bantu.Dalam
tahap ini dapat dilakukan langkah - langkah sebagai berikut :
· Terjun ke air dengan mata tetap memandang posisi korban
· Dekati korban ssuai dengan jarak tertentu dan mengajak berkomunikasi, untuk kasus korban yang
masih sadar, berikut ini adalah kutipan percakapan penolong dengan korban :
" Sebagai orang awam yang ingin menolong seseorang yang tenggelam, kami memberikan tips
sebagai berikut :
Duck away
Leg block
Arm block
Elbow lift
Untuk korban yang mematuhi perintah, lakukan tehnik penyelamatan dengan cara :
Under arm carry
Tired swimmer carry
Wristow
@Zulkarnain Scout Selayar
Hip carry
Hip carry with pistol grip
Double chin carry
Untuk korban yang tidak mematuhi perintah maka biarkan korban sampai terlihat lelah, setelah itu
melakukan tehnik penyelamatan separti tehnik diatas.
Catatan : Saat menarik korban untuk korban yang tidak bernafas diberi bantuan nafas mulut ke
hidung sebanyak 1 kali dengan hitungan pemberian nafas dengan jeda htiungan ke - 9 hitungan
(Ref : ADS International)
6. Membawa korban ke darat dan letakkan ditempat yang aman.
7. Mengecek kesadaran korban dengan cara mengoyang - goyangkan tubuh korban sambil
menegur korban.
8. Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang mudah diingat yaitu
ABC. Hal ini diartikan sebagai :
A = Airway ( Jalan nafas )
B = Breathing ( Bernafas )
C = Circulation ( Sirkulasi, Peredaran Darah yakni jantung dan pembuluh darah )
Untuk kasus korban yang sadar tapi mengalami kesulitan bernafas maka dilakukan langkah -langkah sebagai berikut :
Posisikan korban pada posisi pulih atau posisi istirahat
Bersihkan benda - benda yang menyumbat rongga mulut korban, contoh : gigi palsu, makanan dll
Kembalikan posisi normal, tekan dahi dan naikkan dagu ( posisi ini bertujuan untuk memperlancar
jalan nafas
Bila diperlukan diberikan nafas buatan dua kali dari mulut ke mulut ( untuk menghindari penularan
penyakit, contoh Hepatitis, sebaiknya menggunakan alat bantu pemberian nafas dari mulut ke mulut
)
Untuk korban yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum bernafas, langkah -langkahnya sebagai berikut :
Pada posisi normal dengan dagu terangkat sambil mengecek nadi di leher
Jika tidak ada nadi maka dilakukan pertolongan ABC
Jika nadinya kecil maka lakukan pertolongan AB + Supportive C, gunakan Algoritma syok
Jika nadinya cukup maka lakukan pertolongan A dengan / tanpa B Untuk korban yang tidak sadar,
mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum
@Zulkarnain Scout Selayar
PMK
Sejarah Pemadam Kebakaran
Pemadam Kebakaran Dibentuk Pada Zaman Romawi
Pada hakekatnya manusia sangat membutuhkan api dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan
terhadap api itu tak bisa dihindari, karena manusia memerlukan penerangan ketika datang
kegelapan malam. Begitu juga api diperlukan manusia sebagai alat untuk menghangatkan badan
dari cuaca dingin, dan alat perlindungan dari binatang buas. Dan tentunya manusia menghadapi
masalah sebelum mampu menciptakan api. Seolah-olah unsur panas yang dilihat dan dirasakan
manusia pada waktu itu sebagai akibat letusan gunung berapi atau sambaran petir. Keadaan ini
mendorong manusia untuk berpikir agar dapat mengontrol api, sehingga api dapat bermanfaat bagi
kehidupannya.
Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan api di masa itu memberi pengaruh dalam
mengakhiri masa nomaden. Hal ini juga berdampak terhadap perkembangan sosial dan politik
seiring dengan perkembangnya pemukiman penduduk yang menetap. Akan tetapi, api yang sudah
diketahui dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetap dipandang sebagai elemen suci dan
hebat. Banyak mitologi yang menganalogikan api menjadi sifat atau karakter manusia.
Ketika manusia merasakan pengalaman bahwa api juga bersifat sangat merusak, sejak itu manusia
terdorong untuk mengetahui cara mengontrol keganasan api. Ini terjadi kira - kira 300 tahun sebelum
masehi (SM) di Roma. Ketika itu petugas pemadam kebakaran dan penjaga malam dibentuk dan
ditugaskan kepada sekelompok orang yang diberi nama Familia Publica dan operasional dari
kelompok ini diawasi oleh komite negara.
Dalam buku yang berjudul Principles of Protection karya Arthur Cote, P.E dan Percy Bugbee
dijelaskan, di zaman pemerintahan kaisar Agustus (Gaius Julius Caesar Octavianus) pada 27 SM
sampai 12 Masehi, Roma mengembangkan Departemen Kebakaran untuk tipe penghunian. Dan
departemen ini mengorganisir para budak dan warga negara dalam wadah yang bernama Satuan
Jaga (pelayanan penjagaan). Selanjutnya, dikeluarkan dekrit yang menyatakan seluruh rakyat wajib
menjaga dan mengontrol api.
Adapun satuan jaga tersebut merupakan organisasi (pemadam kebakaran) yang pertama.
Dibentuknya satuan ini bertujuan untuk melindungi manusia terhadap bahaya kebakaran. Tugas
@Zulkarnain Scout Selayar
utama mereka adalah melakukan patroli dan pengawasan pada malam hari (dilakukan oleh
Nocturnes). Dalam perkembangan selanjutnya, setiap anggota pasukan mempunyai tugas khusus
bila terjadi kebakaran. Contohnya, beberapa anggota (aquarii) membawa air dalam ember ke lokasi
kebakaran. Kemudian, dibangun pipa air (aquaducts) untuk membawa air ke seluruh kota, dan
pompa tangan dikembangkan guna membantu penyemprotan air ke api. Siponarii adalah sebutan
bagi pengawas pompa, dan komandan pemadam kebakaran dinamakan Praefectus Vigilum yang
memikul seluruh tanggung jawab Satuan Siaga.
Sedangkan hukum Romawi mengutus Quarstionarius (sekarang sama dengan Polisi Kebakaran),
yang bertugas mengklarifikasi sebab-sebab terjadinya kebakaran. Pemerintah Kerajaan Romawi
pada masa itu mulai menentukan kebijakan me-ngenai penggunaan selang kulit bagi kepentingan
pemadaman kebakaran. Petugasnya juga membawa bantal besar ke lokasi kebakaran, sehingga
orang yang terjebak di gedung tinggi dapat meloncat dan mendarat di atas bantal tersebut.
Marco Polo mencatat tentang tata negara belahan timur pada abad 13, yakni pasukan rakyat dari
pasukan pengawas dan pasukan kebakaran yang mempunyai tugas pencegahan kebakaran telah
terbentuk di Hangchow. Mereka dalam melaksanakan tugasnya dapat mengerahkan satu sampai
dua ribu orang untuk memadamkan api. Ribuan pasukan itu dibagi menjadi kelompok yang terdiri
dari 10 orang, 5 orang berjaga pada siang, dan selebihnya berjaga pada malam hari.
Peraturan Tentang Proteksi Kebakaran
Ketika kerjaan Romawi jatuh, sangat sedikit dan hampir tidak ada usaha untuk membentuk
organisasi yang melindungi dan mengontrol kebakaran. Hal ini berlangsung dalam waktu yang
cukup lama. Ketika itu hanya ada peraturan tentang proteksi kebakaran yang bernama Curfew
(bahasa Perancis: mengatasi kebakaran) yang mengharuskan rakyat memadamkan api pada jam
tertentu di malam hari. Selain Curfew, peraturan hampir serupa dibuat di Oxford Inggris pada tahun
872.
Pada tahun 1189, Wali Kota pertama Inggris membuat peraturan yang mengharuskan bangunan
baru berdinding dan atap batu atau ubin. Sedangkan penggunaan atap rumah dari ilalang yang
sudah cukup tua usianya dilarang. Kemudian, pada tahun 1566, di Manchester dibuat peraturan
tentang penyimpanan tentang penyimpanan bahan bakar yang aman untuk oven roti. Dan peraturan
ini merupakan Undang-undang per-tama yang dibuat dalam rangka pencegahan kebakaran, yang
tidak berhubungan langsung dengan struktur bangunan. Adapun Undang-undang negara yang
pertama kali dibuat adalah Undang-undang Parlemen Inggris (1583), yang menyangkut ketentuan
larangan pembuatan lilin dengan cara mencairkan lemak di dalam bangunan perumahan. Pada
tahun 1647, pembuatan cerobong asap yang terbuat dari kayu dilarang.
Pada tahun 1666 di London ter-jadi kebakaran. Atas peristiwa ini dibentuk peraturan tentang
bangunan yang komplit. Namun sampai tahun 1774 belum juga terbentuk komisi yang bertugas
menegakkan peratu -ran. Bisa dibayangkan, betapa mandul nya peraturan maupun Undang-undang
tentang pencegahan kebakaran yang telah dibuat selama kurun waktu lebih satu abad ketika itu.
Sampai tahun 1824 komisi yang dimaksud di atas belum juga terbentuk. Pada tahun itu di
@Zulkarnain Scout Selayar
Edinburgh, Skotlandia, dibentuk pasukan keba-karan. Tugas pasukan ini mengembangkan
peraturan mengenai proteksi kebakaran, dan standar operasi yang lebih maju. Yang ditunjuk
sebagai komandan pasukan kebakaran di Edinburgh adalah peneliti yang bernama James
Braidwood. Ia penulis buku pegangan (handbook) ten-tang operasi Departemen Kebakaran. Buku
pegangan karyanya itu lebih maju dibanding teori sebelumnya yang dibuat oleh James pada 1830.
Buku ini berisikan 396 standar dan gambaran tentang pelayanan terbaik yang harus dilakukan
Departemen Kebakaran.
Pengawas Kebakaran
Pengawas kebakaran malam hari dibentuk di kota besar Amerika pada zaman kolonial. Pada tahun
1654 di Boston, seorang bellman ditugaskan bekerja dari pukul 10 malam hing-ga pukul 5 pagi. Tiga
tahun kemudian, terjadi pembaharuan di New York. Sipir kebakaran dibantu delapan orang
sukarelawan, pengawas kebakaran bertugas malam hari. Sukarelawan ini disebut sebagai
pengawas berderak karena setiap jaga mereka selalu membunyikan alarm yang bunyinya berderakderak. Pengawas kebakaran malam, merupakan lembaga masyarakat sebelum terbentuknya
kesatuan polisi warga yang dibentuk di New York pada tahun 1687. Lembaga ini pertama kali
dibentuk mengingat besarnya kerugian harta benda yang diasuransikan, dan dipandang sangat
penting. Lembaga masyarakat ini mempunyai tugas penting, yaitu melakukan patroli guna
membantu lembaga asuransi yang baru terbentuk agar dapat diterima masyarakat.
Pada tahun 1631, di Boston terjadi bencana kebakaran. Setelah peristiwa itu, untuk pertama kalinya
di Amerika dibentuk Undang- undang Kebakaran. Isinya mencakup larangan penggunaan ilalang
untuk atap rumah, penggunaan cerobong asap dari kayu. Dan ketentuan tersebut dijalankan oleh
pemerintahan Boston yang terpilih. Padan tahun 1647 Amsterdam Baru (sekarang kota New York)
menunjuk para tenaga survei bangunan untuk mengontrol bahaya kebakaran yang melanda
bangunan. Beberapa tahun kemudian, tenaga survei itu dinamakan pengawas kebakaran hunian
lima, yang mempunyai tanggung jawab pencegahan kebakaran umum. Kronologis tersebut
dipandang sebagai cikal bakal lahirnya Departemen Kebakaran di Amerika Utara.
Pada tanggal 14 Januari 1653, pemerintah Boston memberikan perintah untuk membeli mobil
pompa. Dalam hal ini, tidak ada catatan dari mana asal mobil pompa dan kapan diadakan
perawatan. Pada saat itu, Undang-undang tambahan tentang proteksi kebakaran juga dibentuk.
Undang-undang pada tahun 1653 ini mengharuskan seluruh rumah menyimpan kain pel sepanjang
12 kaki. Ini digunakan bagi keperluan memadamkan kebakaran atap, dan setiap bangunan rumah
harus memiliki tangga yang mampu menjangkau tepi atap. Pada saat yang sama, kota juga
menyediakan tangga, kaitan, dan rantai guna merobohkan rumah di luar jalur penyebaran api.
Senapan serbuk kadang dipakai dalam operasi ini. Dan rumah yang dirobohkan demi kepentingan
mencegah kebakaran tidak menjalar, pemiliknya tidak menerima ganti rugi. Ketentuan ini memang
sudah didekritkan.
Klasifikasi Jenis Kebakaran
@Zulkarnain Scout Selayar
Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa
dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung goni yang
dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.
Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin,
solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang
memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas
sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana
Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat
Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar
kita aman dalam memadamkan kebakaran
Prinsip Pemadaman Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki,
merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari:
Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi kimia dan
perubahan kimia.
Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya.
Oksigen (tersedia di udara)
Apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Dalam pencegahan terjadinya kebakaran kita
harus bisa mengontrol Sumber panas dan Benda mudah terbakar, misalnya Dilarang Merokok
ketika Sedang Melakukan Pengisian Bahan Bakar, Pemasangan Tanda-Tanda Peringatan, dan
sebagainya.
Apabila sudah terjadi kebakaran maka langkah kita adalah menghilangkan adanya Oksigen dalam
kebakaran tersebut. Contoh mudahnya seperti ketika kita menghidupkan lilin, lalu coba kita tutup
dengan gelas maka api pada lilin tersebut akan mati karena oksigen yang berada di luar gelas tidak
dapat masuk dan oksigen yang berada dalam gelas berubah menjadi Karbon Dioksida (CO2) yang
mematikan api. Ketika kita memadamkan kebakaran dengan mengunakan APAR, karung goni yang
basah dan pasir yang terjadi adalah kita mengisolasi adanya oksigen dalam api tersebut asal semua
permukaan api tertutupi oleh ketiga media pemadaman tersebut dan api akan mati seperti lilin yang
kita tutup memakai gelas tadi. Bila kita menggunakan air sebagai media pemadaman maka terjadi
reaksi pendinginan panas dan isolasi oksigen dari kebakaran tersebut.
@Zulkarnain Scout Selayar
Peralatan Pencegahan Kebakaran
APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis
kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat
ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah
tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan
racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung
pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak
diperkenankan dipakai di Indonesia.
Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya hydran
gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan
hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam
Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila
ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.
Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya
kebakaran pada suatu tempat
Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis
apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut
Pencegahan Kebakaran
Setelah kita mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan perlengkapan pemadaman
suatu kebakaran maka kita harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen
/pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran.
Kita mengambil contoh dari pengelolaan pencegahan kebakaran pada bangunan tinggi.
Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan kebakaran pada gedung itu.
Bahan Mudah Terbakar, seperti karpet, kertas, karet, dan lain-lain
Sumber Panas, seperti Listrik, Listrik statis, nyala api rokok dan lain-lain
Penilaian Resiko
Resiko tinggi karena merupakan bangunan tinggi yang banyak orang
Monitoring
Inspeksi Listrik, Inspeksi Bangunan, Inspeksi Peralatan Pemadam Kebakaran, Training, Fire Drill /
Latihan Kebakaran dan lain-lain
Recovery / Pemulihan
Emergency Response Plan / Rencana Tindakan Tanggap Darurat, P3K, Prosedur-Prosedur, dan
lain-lain.
@Zulkarnain Scout Selayar
Pengetahuan Dasar DAMKAR
Sebelum kita dapat melakukan usaha penanggulangan kebakaran, adalah wajar apabila kita perlu
untuk mengetahui dan mengenal terlebih dahulu apa dan bagaimanakah kebakaran itu. Setelah itu
maka kita akan menyadari bahwa peristiwa/masalah kebakaran sesungguhnya merupakan masalah
yang menjadi ancaman bagi semua orang, baik disadari ataupun tidak.
Untuk itu tulisan ini dibuat tanpa maksud menggurui mengajak semua pihak untuk lebih mengenal
tentang Kebakaran khususnya api dengan lebih baik.
KIMIA API
Kita semua tahu bahwa untuk dapat menghadapi dan mengalahkan musuh, kita harus tahu segala
hal tentang musuh kita kekuatan, kelemahan, strategi perang, dan lainnya. Memiliki gambaran
tentang kemungkinan aksi yang akan dilakukan oleh musuh, membuat kita dapat membuat rencana
untuk menga-tasi aksi tersebut, dan lebih baik lagi melakukan pencegahan agar aksi tersebut tidak
dapat berjalan. Demikian juga apabila kita mengahadapi masalah kebakaran, kita harus tahu
tentang bagaimanakah api dapat terjadi, bagaimana api dapat menyebar, apa yang dapat
menimbulkan api, bagaimana mencegah api timbul, dan banyak lagi, sehingga kita siap menghadapi
musuh kita semua, yaitu kebakaran.
A. PEMBAKARAN
Pembakaran dan api adalah dua kata yang akan selalu berhubungan dan dalam ilmu kebakaran dua
kata tersebut sudah menjadi tak terpisahkan.
Pembakaran/api adalah peristiwa proses reaksi oksidasi cepat yang biasanya menghasilkan panas
dan cahaya (energi panas dan energi cahaya).
Selanjutnya apakah reaksi oksidasi itu?; Dalam konteks masalah kebakaran dapat dikatakan bahwa
reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan unsur oksigen oleh reduktor/pereduksi (bahan bakar).
Sedang dalam konteks lebih luas, dalam ilmu kimia, reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi
pemberian elektron oleh oksidator/pengoksidasi kepada reduktor/pereduksi.
Di atas telah disebutkan bahwa pembakaran/api adalah peristiwa oksidasi cepat, berarti ada reaksi
oksidasi lambat. Untuk rekasi oksidasi lambat sebagai contohnya adalah peristiwa perkaratan besi.
Satu hal yang perlu di pahami adalah bahwa hanya gas yang dapat terbakar. Jadi bahan bakar
dengan bentuk fisik padatan dan cairan sebelum ia dapat terbakar ia harus dirubah dahulu ke
bentuk fisik gas. Untuk bahan bakar padat harus mengalami pyrolysis, sehingga ter-bentuk gas-gas
yang lebih seder-hana yang akan terbakar. Sedang untuk bahan bakar bentuk cairan oleh panas
akan diuapkan, lalu uap bahan bakar tadi yang akan terbakar.
Kembali ke masalah kebakaran ada peristiwa yang sering terjadi seiring dengan kebakaran, yaitu
ledakan/explosion. Ledakan/explosion adalah peristiwa oksidasi yang sangat cepat.
@Zulkarnain Scout Selayar
B. NYALA API
Selama ini api, umumnya, selalu identik dengan nyala api, sesungguhnya ini adalah salah satu dari
bentuk api. Nyala api sesung-guhnya adalah gas hasil reaksi dengan panas dan cahaya yang
ditimbulkannya. Warna dari nyala api ditentukan oleh bahan-bahan yang bereaksi (terbakar). Warna
yang dihasilkan oleh gas hidrokarbon, yang bereaksi sempurna dengan udara (oksigen) adalah biru
terang. Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan lainnya atau liquid produk
antara dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna naik dan berpijar akibat temperatur dengan
warna merah, jingga, kuning, atau putih, tergantung dari tem-peraturnya.
C. BARA API
Bara api memiliki cirri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan tetapi adanya bahan-bahan yang
sangat panas pada permukaan dimana pembakaran terjadi. Contoh yang baik untuk bara api adalah
batu bara. Warna dari bara api pada permukaan benda berhubungan dengan temperaturnya.
Beberapa warna yang terlihat dan tempe-raturnya ditampilkan seperti di tabel 1.
SEGITIGA API
Dari bahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa pembakaran/api adalah suatu reaksi oksidasi, jadi
harus ada oksidator/pengoksidasi dan reduktor/ pereduksi/bahan yang dioksidasi. Dari sini kita telah
men-dapatkan dua komponen peristiwa/reaksi pembakaran/api, yaitu oksidator yaitu oksigen dan
reduktor di sini adalah bahan bakar. Lalu selain itu apa lagi? Dalam kehidupan sehari-hari kita
mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar (bahan bakar) dalam kondisi normal tidaklah
terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa lama dia akan dapat terbakar. In i juga berarti
kita telah mendapatkan satu lagi komponen pembakaran/api, dari apa yang sudah umum kita
ketahui.
Dalam ilmu kebakaran ketiga komponen tersebut dikenal dengan segitiga api, yaitu sebuah bangun
dua dimensi berbentuk segitiga sama sisi. Dimana masing-masing sisi mewakili satu komponen
kebakaran/api, yaitu: Oksigen, Panas dan Bahan bakar.
Lalu mengapa segitiga sama sisi? Jawabannya adalah bahwa suatu peristiwa/reaksi pembakaran
akan dapat terjadi apabila ketiga komponen tersebut berada dalam keadaan keseimbangannya.
Kese-imbangan dimaksud di sini bukanlah sama dalam jumlah atau banyaknya, akan tetapi suatu
bahan akan dapat terbakar apabila kondisi di mana terjadi/akan terjadi pembakaran/api memiliki
perbandingan tertentu antara bahan dimaksud dengan oksigen yang harus tersedia. Selain itu
kondisi temperatur bahan dan atau lingkungan reaksi memiliki tem-peratur (yang menggambarkan
tingkat kepanasan suatu benda) tertentu juga.
D. OKSIGEN
Pada sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang tidak dapat terbakar
(nonflam-meable gas) dan juga merupakan satu kebutuhan untuk kehidupan yang sangat
mendasar. Di atas permukaan laut, atmosfir kita me-miliki oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%.
Sedang untuk ter-jadinya pembakaran/api oksigen dibutuhkan minimal 16%. Kembali lagi, oksigen
itu sendiri tidak terbakar, ia hanya mendukung proses pembakaran.
@Zulkarnain Scout Selayar
E. PANAS
Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan
temperatur suatu benda/ bahan bakar sampai ketitik dimana jumlah uap bahan bakar tersebut
tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat terjadi penyalaan.
1. Sumber-sumber Panas
Sumber-sumber panas/energi panas sangatlah beragam, dapat disebutkan disini adalah:
Arus listrik
Panas akibat arus listrik dapat terjadi akibat adanya hambatan terhadap aliran arus, kelebihan
beban muatan, hubungan pendek, dan lain-lain;
Kerja mekanik
Panas yang dihasilkan oleh kerja mekanik biasanya dari gesekan dua benda atau gas yang diberi
tekanan tinggi;
Reaksi kimia
Pada reaksi kimia, hubungan dengan panas, terdapat dua macam reaksi yaitu reaksi endotermis
dan eksotermis. Reaksi endotermis adalah reaksi yang mem-butuhkan panas untuk dapat berjalan,
sedang rekasi eksotermis adalah kebalikannya yaitu menghasilkan panas dan reaksi inilah yang
merupakan sumber panas. Reaksi kimia disini tidak hanya terbatas pada reaksi perubahan atau
pembentukan senyawa baru, akan tetapi dapat juga dalam bentuk proses pencampuran dan atau
pelarutan;
Reaksi nuklir
Reaksi nuklir yang menghasilkan panas dapat berupa fusi atau fisi.
Radiasi matahari
Sinar matahari dapat menjadi sumber panas yang dapat menye-babkan kebakaran apabila
intensitasnya cukup besar, atau di ter/difokuskan oleh suatu alat optik.
2. Cara-cara Perpindahan Panas
Panas dapat berpindah dan dalam suatu kejadian kebakaran perpindahan panas ini harus
mendapat perhatian yang besar, karena apabila perpindahan panas tidak terkontrol akan dapat
mengakibatkan kebakaran meluas dan atau mengakibatkan kebakaran lain.
Perpindahan panas ini dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu: konduksi, konveksi dan radiasi;
dan khusus dalam masalah kebakaran ada juga yang disnyulutan langsung.
Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara molekuler, jadi panas berpindah di dalam
suatu bahan penghantar (konduktor) dari satu titik ketitik lain yang memiliki temperatur lebih rendah.
Sebagai gambaran adalah apabila kita memanaskan salah satu ujung sebuah tongkat besi maka
lambat laun panas akan berpindah keujung lainnya, sedangkan tongkat tersebut tidak berubah
bentuk.
Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang berhubungan dengan bahan fluida atau bahan yang
dapat mengalir dalam bentuk gas atau cairan. Pada konveksi panas berpindah dengan
@Zulkarnain Scout Selayar
berpindahnya bahan penghantar, atau lebih tepat bahan pembawa panas tersebut. Sebagai
gambaran adalah apabila terjadi kebakaran di lantai bawah sebuah bangunan bertingkat, maka
panas akan dibawa oleh asap atau gas hasil pembakaran yang panas ke lantai di atasnya.
Radiasi
Perpindahan panas dengan cara radiasi tidak membutuhkan suatu bahan penghantar seperti pada
dua perpindahan panas sebe-lumnya. Pada radiasi panas berpindah secara memancar, jadi panas
dipancarkan segala arah dari suatu sumber panas. Sebagai contohnya adalah radiasi sinar
matahari, yang kita semua tahu bahwa dari jarak yang jutaan kilometer melalui ruang kosong di
antariksa panas matahari dapat sampai ke bumi.
F. BAHAN BAKAR
Sisi yang lain (ke-tiga) adalah bahan bakar. Berbeda dengan apa yang umum disebut sebagai
bahan bakar oleh setiap orang, bahan bakar dalam hubungannya dengan ilmu kebakaran adalah
setiap benda, bahan atau material yang dapat terbakar dianggap sebagai bahan bakar. Apabila kita
perhatikan, maka akan kita dapati bahwa hidup kita selalu dikelilingi oleh bahan bakar. Oleh karena
itu adalah sesuatu yang wajib bagi kita untuk selalu siap siaga menghadapi ancaman bahaya
kebakaran.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan bahan bakar, yaitu:
Flash point: temperatur terendah pada saat dimana suatu bahan bakar cair menghasilkan uap
dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan nyala sesaat dari campuran bahan bakar dan udara
(oksigen).
Fire point : temperatur (akibat pemanasan) dimana suatu bahan bakar cair dapat memproduksi uap
dengan cukup cepat sehingga memungkinkan terjadinya pembakaran yang kontinyu/terus menerus.
TETRAHEDRON API
Pada perkembangan selanjutnya,ditemukan bahwa selain ketiga komponen seperti yang dimaksud
dalam segitiga api ada lagi komponen keempat dalam proses pembakaran yang dibutuhkan oleh
proses pembakaran untuk mendukung kesinambungannya dan juga untuk bertambah besar, yaitu
rantai reaksi kimia antara bahan bakar dengan bahan pengoksidasi/oksidator. Seiring dengan
menyalanya api, molekul bahan bakar juga berkurang berubah menjadi molekul yang lebih
sederhana. Dengan berlanjutnya proses pembakaran, naiknya temperatur menyebabkan oksigen
tambahan terserap ke area nyala api. Lebih banyak molekul bahan bakar akan terpecah, bergabung
ke rantai reaksi, mencapai titik nyalanya, mulai menyala, menyebabkan naiknya temperatur,
menyeap oksigen tambahan, dan melanjutkan rantai reaksi. Proses rantai reaksi ini akan berlanjut
sampai seluruh substansi/bahan yang terkait mencapai area yang lebih dingin dinyala api. Selama
tersedia bahan bakar dan oksigen dalam jumlah yang cukup, dan selama temperatur
mendukung,reaksi rantai akan meningkatkan reaksi pembakaran. Sehingga dengan demikian
segitiga api tadi dengan adanya faktor rantai reaksi kimia, yang juga termasuk komponen
pembakaran, berubah menjadi satu bangun tiga dimensi segitiga piramida (tetrahedron).
@Zulkarnain Scout Selayar
GAS BERACUN HASIL PEMBAKARAN
Selain bahaya panas tinggi ternyata ada satu bahaya yang menjadi penyebab utama kematian
dalam peristiwa kebakaran, yaitu asap. Mengapa asap menjadi penyebab utama? Hal ini
dikarenakan asap mengandung bermacam-macam gas beracun yang dihasilkan oleh peristiwa
pembakaran.
Beberapa gas beracun yang paling banyak dan selalu ada pada peristiwa kebakaran dapat dilihat
dibawah ini.
Karbon monoksida (Carbon monoxide)
Karbon monoksida (CO) adalah pembunuh terbesar dalam peristiwa kebakaran karena tingkat
kehadirannya yang sangat tinggi dan juga cepatnya ia mencapai konsentrasi mematikan pada
peristiwa kebakaran. Karbon monoksida adalah hasil produksi dari pembakaran tidak sempurna
yang dihasilkan dari pembakaran senyawa-senyawa organic dan berbagai bentuk karbon. Sering
juga kematian akibat karbon monoksida terjadi akibat masuknya asap knalpot ke kabin mobil.
Karbon monoksida berbahaya karena ia adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
terlihat. Gas ini mematikan pada konsentrasi 1,28 persen volume dalam udara dalam 1 sampai 3
menit; 0,64 persen mematikan dalam 10 sampai 15 menit; 0,32 persen mematikan dalam 30 sampai
60 menit, dan 0,16 persen mematikan dalam waktu 2 jam. Pada konsentrasi 0,05 persen gas ini
tetap menyimpan bahaya.
Karbon dioksida (Carbon dioxide)
Karbon dioksida (Carbon dioxide) adalah hasil dari pembakaran sempurna senyawa organic atau
senyawa karbon. Bertambahnya konsentrasi karbon dioksida akan mengakibatkan meningkatnya
kecepatan pernafasan; sampai di mana tubuh tidak mampu lagi. Kegagalan pernafasan akhirnya
akan terjadi. Karbon dioksida dalam jumlah yang sangat banyak dapat mengakibatkan sesak nafas
karena kekurangan oksigen dalam darah, selain itu juga dapat berfungsi sebagai bahan pemadam
api. Konsentrasi lebih dari 5 persen di lingkungan dapat merupakan tanda bahaya,bukan karena
keberadaannya akan tetapi karena kondisi tersebut adalah kondisi yang jauh dari kondisi normal.
Hidrogen sianida (Hydrogen cyanide)
Walau Hidrogen sianida (HCN) jauh lebih beracun dari Karbon monoksida tetapi dalam
kebakaran,biasanya, jumlahnya sangat kecil. Pada konsentrasi 100 ppm dapat menyebabkan
kematian dalam waktu 30 sampai 60 menit. Hidrogen sianida dihasikan dari pembakaran senyawan
hirokarbon terklorinasi di udara, plastik, kulit karet, sutra, wool, atau juga kayu. Seperti halnya
karbon monoksida hydrogen sianida lebih ringan dari udara sehingga tingkat bahayanya lebih tinggi
pada kebakaran dalam ruangan, dibanding kebakaran luar ruangan.
Phosgene (COCl2)
Phosgene juga dihasilkan pada dekomposisi atau pembakaran senyawa hidrokarbon terklorinasi,
seperti karbon tetraklorida, Freon, atau etilene diklorida. Phosgene beracun dan berbahaya pada
konsentrasi yang sangat kecil sekalipun. Konsntrasi 25 ppm dapat mematikan dalam waktu
30 sampai 60 menit.
@Zulkarnain Scout Selayar
Hidrogen klorida (Hydrogen Chloride)
Hidrogen klorida (HCl) dihasilkan oleh pembakaran bahan-bahan yang mengandung klorin. Walau
tidak beracun seperti hydrogen sianida ataupun phosgene, HCl berbahaya apabila kita berada
dalam waktu yang cukup lama di lingkungan yang terdapat gas ini.
TAHAPAN KEBAKARAN DALAM RUANGAN
Pada umumnya kebakaran dalam ruangan dengan terbagi dalam tiga tahapan. Masing-masing
tahapan memiliki ciri-ciri karaktersitik dan efeknya berhubungan dengan bahan yang terbakar yang
berbeda- beda. Lama dari masing-masing tahapan bervariasi tergantung keadaan dari penyulutan,
bahan bakar, dan ventilasi, akan tetapi secara keseluruhan tahapannya adalah kebakaran awal
kebakaran bebas kebakaran menyurut.
A. Kebakaran Tahap Awal Ini adalah tahapan awal dari suatu kebakaran setelah terjadi penyulutan.
Nyala api masih terbatas dan pembakaran dengan lidah api terlihat. Konsntrasi Oksigen dalam
ruangan masih dalam kondisi normal (21%) dan temperatur dalam ruangan secara keseluruhan
belum meningkat. Gas panas hasil pembakaran dalam betuk kepulan bergerak naik dari titik nyala.
Dalam kepulan gas panas terkandung bermacam- macam material seperti deposit karbon (jelaga)
ataupun padatan lain, uap air, H2S, CO2, CO, dan gas beracun lainnya,semuanya tergantung dari
jenis bahan bakar atau bahan yang terbakar. Panas akan dihantar secara konveksi oleh materialmaterial tadi ke atas ruangan dan mendorong oksigen kebawah yang berarti ke titik nyala untuk
mendukung pembakaran selanjutnya.
B. Tahap Penyalaan-bebas
Kebakaran akan menghebat sejalan dengan bertambahnya bahan yang terbakar. Konveksi,
konduksi, dan kontak langsung memperluas perambatan api dan keluar dari bahan bahakar awal
sampai bahan didekatnya mencapai temperatur penyalaannya dan mulai terbakar. Radiasi panas
dari nyala api mulai menyebabkan bahan bahan lain mencapai titik nyalanya, memperluas
kebakaran kesamping. Kecepatan perluasan kebakaran kesamping tergantung dari berapa dekat
bahan di dekatnya dan juga susunan bahannya. Gas panas yang dihasilkan pembakaran berkumpul
di langit-langit ruangan membentuklapisan asap. Temperatur dari lapisan asp ini meningkat. Lapisan
yang lebih tinggi di ruangan tersebut memiliki konsentrasi oksigen paling rendah; temperatur tinggi;
dan jelaga, asap, dan produk pirolisis yang belum terbakar sempurna pada saat itu sangatlah
berbeda dengan kondisi di dekat lantai ruangan. Pada daerah dekat lantai lapisan udaranya masih
relatif dingin dan mengandung udara segar (konsentrasi oksigen mendekati normal) yang
bercampur dengan hasil pembakaran. Kemungkinan untuk hidup masih cukup di dalam ruangan
apabila seseorang bertahan pada posisi merendah pada lapisan dingin dan tidak menghirup gas di
bagian atas. Ketika lapisan panas mencapai titik kritisnya pada + 600oC (1100oF), ini sudah cukup
untuk menghasilkan radiasi panas yang menyebabkan bahan bakar lainnya (seperti karpet dan
furnitur) di dalam ruang mencapai titik nyalanya. Pada saat ini seisi ruangan akan menyala secara
serentak, dan ruangan dikatakan mengalami flashover. Saat ini terjadi, temperatur seluruh ruangan
mencapai titik maksimalnya dan kemungkinan hidup dalam berada di dalam ruangan ini untuk lebih
dari beberapa detik sangat tidak mungkin. Flashover oleh ahli ilmu kebakaran didefinisikan sebagai
@Zulkarnain Scout Selayar
proses pengembangan, radiasi, dan pembakaran lengkap dari semua bahan bakar dalam suatu
ruangan.
Api/kebakaran adalah suatu aksi kesetimbangan kimia antara bahan bakar, udara, dan temperatur
(bahan bakar oksigen - panas). Apabila ventilasi terbatas, pertumbuhan api
akan lambat, peningkatan temperatur akan lebih bertahap, asap akan dihasilkan lebih banyak, dan
penyalaan gas panas akan tertunda sampai didapat tambahan udara (oksigen) yang cukup.
C. Tahap Api Mengecil
Akhirnya, bahan bakar habis dan nyala api secara bertahap akan berkurang dan berkurang. Apabila
konsentrasi oksigen dibawah 16%, nyala api dari pembakaran akan berhenti meskipun masih
terdapat bahan bakar yang belum terbakar. Pembakaran yang terjadi adalah pembakaran tanpa
nyala api. Temperatur masih tinggi di dalam ruangan, tergantung dari bahan penyekat dan ventilasi
dari ruangan tersebut. Beberapa bahan masih mengalami pirolisis atau terbakar tidak sempurna
menghasilkan gas karbon monoksida dan gas bahan bakar lain, jelaga, dan bahan bakar lain yang
terkandung dalam asap. Apabila ruangan tidak memiliki ventilasi yang cukup, maka akan terbentuk
campuran gas yang dapat terbakar. Maka apabila ada sumber penyalaan yang baru, akan dapat
terjadi kebakaran kedua diruangan tersebut, sering disebut backdraft atau ledakan asap.
Letusan Gunung Api
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
"ERUPSI". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab
berhubungan dengan batas lempeng.Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan
suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan
pijar (MAGMA). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan
mendekati permukaan bumi.
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang
dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api
tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan
mematikan.
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu
@Zulkarnain Scout Selayar
A. Bahaya Utama (Primer)
1.Awan Panas
Merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran) terdorong ke
bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara
turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300
- 700º Celcius, kecepatan lumpurnya pun sangat tinggi, > 70km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2.Lontaran Material (pijar)
Terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya
energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi(>200ºC), ukuran
materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai,
bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai "bom vulkanik".
3.Hujan Abu lebat
Terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan
pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah
angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata,
pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang
bersifat asam sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
4.Lava
Merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu tinggi,
antara 700 - 1200ºC. Karena cair,maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar
apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan
daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
5.Gas Racun
Muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar melalui ronggarongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya
muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah gas CO2.
Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban
Perahu,Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6.Tsunami
@Zulkarnain Scout Selayar
Umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi material-material akan
memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang
tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yang terangkat ke darat.
Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
B. Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan
berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai
ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut
akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan,
banjir tersebut disebut lahar.
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
Membuat perencanaan penanganan bencana.
Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
Mempersiapkan kebutuhan dasar
Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan
bencana susulan.
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan
lainnya.
Jangan memakai lensa kontak.
Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan.
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
@Zulkarnain Scout Selayar
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan keseluruh bagian bumi. Di
permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan
sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah
longsor,runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk.
Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran,kecelakaan industri dan
transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.
Gejala dan Peringatan Dini
1. Kejadian mendadak/secara tiba-tiba
2. Belum ada metode pendugaan secara akurat
Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan
pegangan di manapun anda berada.
a. Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan
keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi tubuh anda
dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya
kebakaran.
b. Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika
gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang,
jangan berdiridekat gedung, tiang dan pohon.
c. Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan
industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala
anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
d. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas
atau satpam.
@Zulkarnain Scout Selayar
e. Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran
gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah,
lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung
dengan menggunakan interphone jika tersedia.
f. Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
g. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan
kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan
mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka
keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
h. Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir
pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami
tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
i. Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena
petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian,
maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada disekitar anda.
j. Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untukmencegah kepanikan,
penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar.
Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan
bertindak karena informasi orang yang tidak jela
Kamis, 12 Desember 2013
Materi saka bhayangkara
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar