:) Satyaku ku dharmakan dharmaku kubaktikan :)

Kamis, 12 Desember 2013

Materi saka bhayangkara

Arti Kiasan Lambang Bhayangkara
• Bentuk segilima melambangkan falsafat pancasila
• Bintang tiga dan perisai melambangkan Tri Brata dan Catur Prasetya sebagai kode etik
kepolisian negara R.I
• Obor melambangkan sumber terang sejati
• Api yang menjulang tiga bagian melambangkan Triwikrama (tiga pancaran cahaya) yaitu :
1. Kesadaran
2. Kewaspadaan ( kewaskitaan )
3. Kebijaksanaan
• Tunas kelapa menggambarkan lambang gerakan pramuka.Bentuk lambang gerakan pramuka itu
adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
1.Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti
penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang
tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup
bangsa Indonesia.
2.Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat,
kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam
menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
3.Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
4.Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di
Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi
dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan
oleh sesuatu.
5.Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan
keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik,
benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri
guna mencapai cita-citanya.
6.Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan
kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik Indonesia serta kepada
umat manusia.
• Keseluruhan lambang saka bhayangkara itu mencerminkan tingkah laku dan perbuatan anggota
saka bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara atau membina tertib
hukum dan ketentraman masyarakat yang mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat
yang mampu menujang keberhasilan pembagunan, serta mampu menjamin tetap tegak nya NKRI
yang bersendikan pancasila dan UUD NRI tahun 1945.
@Zulkarnain Scout Selayar
KRIDA TKP
TPTKP :  Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara. Artinya Tempat dimana suatu tindak pidana
dilakukan/terjadi, atau tempat dimana barang bukti/korban berhubungan dengan tindak pidana.
Tujuan dan maksud Penanganan TKP :
1. Menjaga agar TKP dalam keadaan utuh.
2. Melindungi agar barang bukti tidak hilang / rusak, tidak ada perubahan penambahan dan pengurangan
serta tidak berubah letaknya.
Cara bertindak di TKP:
1. Memberikan perlindungan, pertolongan pertama pada masyarakat.
2. Menutup dan mengamankan TKP (mempertahankan status).
3. Memberitahukan kepada pihak berwajib (polisi).
4 Metode pencarian barang bukti:
1. Dilakukan dilapangan petunjuk pelaksanaan.
2. Pembagian wilayah Juklak/04/I/1982 tgl 18- 2- 1982.
3. Dilereng pembukitan 1982 Tentang proses penyelidikan tindak pidana.
4. Diruang tertutup.
Dasar UU Kepolisian No 13 Tahun 1961 tentang tugas dan wewenang kepolisian.
Petunjuk pelaksanaan: UU No 104/II/1982 Tanggal 18-2-1982 Tentang proses penyidikan tindak pidana.
Kejadian Perkara: Semua kejadian yang bersifat menjadi urusan kepolisian.
TKP merupakan sumber dari bahan-bahan penyidik perkara karena didapati bekas-bekas dari peristiwa
itu berupa bekas kaki, tangan, darah, muntahan dan alat/benda sebagai alat bukti di pengadilan, selain
itu digunakan bahan penyidik perkara. Selanjutnya “ Setiap orang yang disangka melakukan suatu
perkara pembunuhan akan dikenal tindakan-tindakan tersebut ”.
TKP Perkara pembunuhan. Pasal 35 (1) KUHP:
Kalau pembunuhan itu dilaksanakan didalam rumah, maka TKP nya bukan hanya terletak ditempat
korban tersebut tetapi seluruh bagian- bagian lain dari rumah tersebut.
TKP Mayat Hanyut:
Usahakan agar mayat dapat diambil kepinggir, kemudian catat ciri-cirinya; identitas diri, tempat mayat itu
sendiri, TKP itu sendiri.
TKP Mayat Tergantung:
Mayat tidak boleh langsung diturunkan, karena belum tentu bahwa korban mati gantung diri. Karena perlu
dicari bekas-bekas lain disekitarnya yang menunjukkan apabila korban mati bunuh diri / setelah mati
kemudian sengaja digantung orang lain untuk menyesatkan polisi. Perhatikan barang-barang / bekasbekas disekitarnya.
@Zulkarnain Scout Selayar
TKP Pencurian:
Apabila pencurian terjadi didalam rumah, maka TKP nya bukan saja didalam rumah / lemari dimana
barang- barang itu sendiri.
TKP Kebakaran:
Kebakaran karena sengaja, kebakaran karena kelalaian, kebakaran karena alam / lain- lain.
Macam-macam Sidik Jari:
- PLAIN WOLL
- PUAP LOP
- AREN
- FANTECH
Penanganan TKP:
1. Tindakan pertama dilakukan oleh Polri / masyarakat setempat.
2. Pengolahan TKP dilakukan oleh penyidik / ahli yang diminta tolong oleh Polri.
MODUS OPERANDI: Cara-cara pelaku memohon tindak pidana (kejahatan).
Urutan-urutan tindakan di TKP:
1. Menutup dan membatasi TKP atau memberitahukan kepada kantor polisi terdekat. Jika TKP terdapat
korban yang masih hidup.
2. Menahan orang-orang / saksi di TKP. Saksi: orang yang melihat / menyaksikan dengan mata kepala
sendiri pada saat kejadian berlangsung.
3. Mencari dan mencatat saksi, lalu diserahkan kepada Polisi.
4. Mencari dan mengamankan bekas / barang bukti, usahakan membuat sket / bagan / memotret TKP.
Tindakan-tindakan terhadap korban:
Periksa apakah ada tanda-tanda kehidupan pada korban dengan cara:
1. Perubahan bagian badan sudah dingin / masih panas.
2. Meraba pergelangan tangan, apakah masih ada denyut nadinya / tidak ada.
3. Bila ada tanda-tanda kehidupan segera diberi pertolongan berupa PPPK.
4. Beri tanda-tanda letak korban di TKP.
5. Bawalah korban kerumah sakit terdekat.
Tindakan-tindakan terhadap pelaku:
1. Tangkap pelaku apabila masih ada di TKP.
2. Caatat nama, umur, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pihak korban.
3. Cegah jangan sampai si-pelaku menghapus bekas / menghilangkan bukti-bukti.
4. Adakan pencarian- pencarian singkat apabila pelaku ada disekitar TKP.
Cara mengatasi TKP di Lalu lintas.
1. Lihat korban apakah patah tulang, luka ringan / berat / mati.
2. Melihat titik temu pada kedua kendaraan lalulintas diberi tanda dengan kapur.
3. Membuat sket gambar batas kecelakaan.
4. Mengukur jalan dari tepi jalan.
@Zulkarnain Scout Selayar
5. Mengukur AS jalan dengan Senterland.
6. Mengukur bekas- bekas Rem (<40 style="font-weight: bold; color: rgb(102, 102, 0);">
Tindakan pertama: Segala tindakan yang harus dilaksanakan menurut ketentuan teknik bagi para
petugas yang datang pertama kali di TKP.
Tersangka: seseorang yang berhubungan dengan tindak pidana yang berdasarkan bukti-bukti.
SASARAN TKP:  1. Korban. 2. Pelaku. 3. Barang bukti. 4. TKP itu sendiri.
Cara menentukan hidup / mati dari tindakan di TKP: 1. Amankan TKP. 2. Masuk ke TKP dengan
cara teknis (memberi tanda pada kaki). 3. Raba nadi leher, nadi tangan, buka mata, tubuhnya dingin /
hangat. 4. Beritahu pada anggota lain bahwa korban masih hidup / mati. 5. Jangan menyentuh barang
bukti di TKP. 6. Tolong bila hidup, biarkan jika mati kecuali mengganggu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi TKP: 1. Alam (cuaca dan medan). 2. Non alam (manusia /
makhluk hidup lainnya).
Peralatan dalam mendekati TKP: 1. Kekuatan personil / petugas. 2. Kendaraan. 3. Alat- alat tulis
(kapur, pen,spidol, kertas/buku). 4. Alat-alat lain (sarung tangan, pisau/gunting, tali, senter, meteran dan
kamera).
Cara mencari barang bukti:1. Dengan bentuk Spiral: barang bukti berada di tanah lapang, semaksemak, dan hutan.
2. Dengan bentuk Zona: Barang bukti berada dilapangan rumah/tempat tertutup.
3. Dengan bentuk Strip/garis: barang bukti berada di tanah berbukit/lereng.
4. Dengan bentuk Roda: barang bukti berada didalam ruangan.
Keterangan:  Semua teknik diatas dapat berlaku semua tempat sesuai situasi dan kondisi alam dan
diambil yang paling praktis.
Cara memindah/mengambil barang bukti bila dalam keadaan terpaksa:
1. Pisau: Gunakan tali dengan simpul, kemudian ikat pada pisau yang ada sidik jarinya.
2. Senjata Api: Gunakan telunjuk masukkan dibelakang picu/penarik tutup dengan kapas.
3. Peluruh: Ujung telunjuk dengan ibu jari ambil ujungnya masukkan kapas dan bungkus.
@Zulkarnain Scout Selayar
4. Darah: Bisa dengan menggunakan kapas/kain, bila kain kering digunting dan kerik bila ditempat lain.
5. Rambut: Ambil jepit kemudian bungkus dengan kertas.
TINDAKAN PERTAMA TERHADAP KORBAN KERACUNAN
1. Jenis keracunan Alkohol, Anggur, dll:
Tindakan pertama: - Beri minum kopi pahit. - Dinginkan dengan ES.
-  Usahakan muntah. - Bawa ke Rumah sakit terdekat.
2. Jenis keracunan Makanan busuk:
Tindakan pertama: - Usahakan muntah (sogok dengan jari)
-  Beri Norit
3. Jenis keracunan bensin dan minyak tanah:
Tindakan pertama: - Beri Norit, susu, santan kelapa, kopi pahit.
4. Jenis keracunan Tempe Bunykrek:
Tindakan pertama: - Beri Norit dan minyak kelapa.
5. Jenis keracunan Obat tidur:
Tindakan pertama: - Minum air sebanyak- banyaknya.
-  Usahakan muntah sebagai pencuci perut.
-  Beri Norit kemudian beri garam inggris.
6. Jenis keracunan Zat- zat asam:
Tindakan pertama: - Minum air sebanyak- banyaknya.
-  Minum air susu dengan jumlah banyak.
-  Beri garam inggris.
Keterangan:  Apabila telah meninggal lakukan tindakan sebagaimana TKP dan jangan lupa setelah
laporan:
1 Amankan muntahan.
2 Amankan sisa makanan/minuman.
3 Amankan gelas/tempat/pembungkus.
4 Tunggu petugas berwajib (POLRI).
TINDAKAN PERTAMA PADA PENCURIAN
a) Tutup TKP dan amankan keadaan.
b) Jangan main hakim sendiri.
c) Lapor pada Kepala Desa/LURAH.
d) Lapor pada pihak berwajib (POLRI) dan ceritakan urutan kejadiannya.
TINDAKAN PERTAMA PADA PEMBUNUHAN
a) Amankan TKP.
b) Lapor pada Kepala Desa/LURAH.
c) Lapor pada pihak berwajib (POLRI).
d) Biarkan bila mati, bantu bila hidup dengan cara teknis kemudian beri P3K dan bawa ke rumah sakit.
e) Catat dalam buku mutasi (Identitas KTP).
@Zulkarnain Scout Selayar
TINDAKAN PERTAMA PADA ORANG GANTUNG DIRI
a) Amankan TKP.
b) Lapor pada Kepala Desa/LURAH.
c) Lapor pada pihak berwajib (POLRI).
d) Biarkan jika mati sampai penyidik datang, bila hidup lakukanlah:
- Angkat kaki korban dan cari meja/alat lain.
- Potong tali diatas dengan irisan seorang.
- Beri pertolongan P3K kemudian bawa ke rumah sakit.
e) Catat dalam buku mutasi (Identitas KTP).
Ciri –  ciri orang gantung diri
1. Dekat dengan meja/alas kaki.
2. Lidah menjulang lurus ke luar (mulut keluar kapuk).
3. Berberak.
4. Tali bukan simbul mati.
5. Tidak ada bekas luka kecuali leher.
TINDAKAN PERTAMA PADA KEBAKARAN
a. Amankan TKP.
b. Hubungi Pemadam Kebakaran Telp 113
c. Lapor pada pihak berwajib (POLRI).
d. Selamatkan korban, harta benda dan padamkan api.
e. Tutup TKP jangan ada orang tidak bertanggung jawab masuk.
f. Jangan merubah dan jangan menyentuh barang bukti.
g. Tunggu sampai penyidik datang.
h. Laporkan kepada penyidik urutan kejadian.
PENANGGULANGAN PENDERITA KECELAKAAN
a) Amankan penderita kecelakaan.
b) Hubungi Ambulance Telp 118.
c) Amankan pelaku dan kendaraan.
d) Tutup TKP dari kerumunan warga dan lancarkan kembali arus lalu lintas dijalan.
e) Laporkan kepada pihak berwajib.
CARA MENGHUBUNGI MOBIL AMBULANCE.
Telpon ke nomer 118.
Sebutkan Identitas diri anda:
* Nama anda.
* Nomer telpon anda.
* Lokasi TKP (Daerah wilayah/kota/desa, jalan, nomer, Gang).
* Jenis keluhan (sakit, kecelakaan lantas, kriminalitas).
* Keadaan penderita/korban (sadar/tidak sadar/mati).
* Jumlah penderita/korban yang ada di TKP.
@Zulkarnain Scout Selayar
MATERI PPB
PENGETAHUAN  PPB
SAR
Sejarah  SAR  Nasional
Lahirnya organisasi SAR di  Indonesia yang saat  ini bernama BASARNAS diawali dengan  adanya
penyebutan  ?Black  Area?  bagi  suatu  negara  yang  tidak  memiliki  organisasi  SAR.
Dengan  berbekal  kemerdekaan,  maka  tahun  1950  Indonesia  masuk  menjadi  anggota  organisasi
penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation Organization). Sejak saat itu Indonesia
diharapkan  mampu  menangani  musibah  penerbangan  dan  pelayaran  yang  terjadi  di  Indonesia.
Sebagai  konsekwensi  logis  atas  masuknya  Indonesia  menjadi  anggota  ICAO  tersebut,  maka
pemerintah  menetapkan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  5  tahun  1955  tentang  Penetapan  Dewan
Penerbangan  untuk  membentuk  panitia  SAR.  Panitia  teknis  mempunyai  tugas  pokok  untuk
membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan
dan  materil.
Sebagai  negara  yang  merdeka,  tahun  1959  Indonesia  menjadi  anggota  International  Maritime
Organization (IMO). Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas
dan  tanggung jawab SAR semakin  mendapat perhatian. Sebagai negara  yang  besar dan dengan
semangat  gotong  royong  yang  tinggi,  bangsa  Indonesia  ingin  mewujudkan  harapan  dunia
international  yaitu  mampu  menangani  musibah  penerbangan  dan  pelayaran.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas, maka timbul pemikiran bahwa perlu diadakan suatu
organisasi  SAR  Nasional  yang  mengkoordinir  segala  kegiatan-kegiatan  SAR  dibawah  satu
komando.  Untuk  mengantisipasi  tugas-tugas  SAR  tersebut,  maka  pada  tahun  1968  ditetapkan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor T.20/I/2- 4 mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal Jakarta
yang pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara. Tim inilah yang akhirnya
menjadi  embrio  dari  organisasi  SAR  Nasional  di  Indonesia  yang  dibentuk  kemudian.
Pada tahun 1968 juga, terdapat proyek South East Asia Coordinating Committee on Transport and
Communications, yang mana Indonesia merupakan proyek payung (Umbrella Project) untuk negaranegara Asia Tenggara. Proyek tersebut ditangani oleh US Coast Guard (Badan SAR Amerika), guna
mendapatkan data yang diperlukan untuk rencana pengembangan dan penyempurnaan organisasi
SAR  di  Indonesia.
@Zulkarnain Scout Selayar
Kesimpulan  dari  tim  tersebut  adalah  :
Perlu  kesepakatan  antara  departemen- departemen  yang  memiliki  fasilitas  dan  peralatan;
Harus  ada  hubungan  yang  cepat  dan  tepat  antara  pusat-pusat  koordinasi  dengan  pusat  fasilitas
SAR;
Pengawasan  lalu  lintas  penerbangan  dan  pelayaran  perlu  diberi  tambahan  pendidikan  SAR;
Bantuan  radio  navigasi  yang  penting  diharapkan  untuk  pelayaran  secara  terus  menerus.
Dalam kegiatan survey tersebut, tim US Coast Guard didampingi pejabat  -  pejabat sipil dan militer
dari  Indonesia,  tim  dari  Indonesia  membuat  kesimpulan  bahwa  :
Instansipemerintah  baik  sipil  maupun  militer  sudah  mempunyai  unsur  yang  dapat  membantu
kegiatan  SAR,  namun  diperlukan  suatu  wadah  untuk  menghimpun  unsur-unsur  tersebut  dalam
suatu sistem SAR yang baik. Instansi-instansi berpotensi tersebut juga sudah mempunyai perangkat
dan  jaringan  komunikasi  yang  memadai  untuk  kegiatan  SAR,  namun  diperlukan  pengaturan
pemanfaatan  jaringan  tersebut.
Personil dari instansi berpotensi SAR pada umumnya belum memiliki kemampuan dan keterampilan
SAR  yang  khusus,  sehingga  perlu  pembinaan  dan  latihan.
Peralatan  milik  instansi  berpotensi  SAR  tersebut  bukan  untuk  keperluan  SAR,  walaupun  dapat
digunakan  dalam  keadaan  darurat,  namun  diperlukan  standardisasi  peralatan.
Hasil  survey  akhirnya  dituangkan  pada  ?Preliminary  Recommendation?  yang  berisi  saran-saran
yang  perlu  ditempuh  oleh  pemerintah  Indonesia  untuk  mewujudkan  suatu  organisasi  SAR  di
Indonesia.
Berdasarkan hasil survey tersebut ditetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 1972 tanggal 28
Februari 1972 tentang pembentukan Badan SAR Indonesia (BASARI). Adapun susunan organisasi
BASARI  terdiri  dari  :
Unsur  Pimpinan
Pusat  SAR  Nasional  (Pusarnas)
Pusat-pusat  Koordinasi  Rescue  (PKR)
Sub-sub  Koordinasi  Rescue  (SKR)
Unsur-unsur  SAR
Pusarnas merupakan unit Basari yang bertanggungjawab sebagai pelaksana operasional kegiatan
SAR di  Indonesia. Walaupun dengan personil dan peralatan yang terbatas, kegiatan penanganan
musibah  penerbangan  dan  pelayaran  telah  dilaksanakan  dengan  hasil  yang  cukup  memuaskan,
antara lain Boeing 727-PANAM tahun 1974 di Bali dan operasi pesawat Twinotter di Sulawesi yang
dikenal  dengan  operasi  Tinombala.
Secara  perlahan  Pusarnas  terus  berkembang  dibawah  pimpinan  (alm)  Marsma  S.  Dono  Indarto.
Dalam  rangka  pengembangan  ini  pada  tahun  1975  Pusarnas  resmi  menjadi  anggota  NASAR
@Zulkarnain Scout Selayar
(National Association of SAR) yang bermarkas di Amerika, sehingga Pusarnas secara resmi telah
terlibat  dalam  kegiatan  SAR  secara  internasional.  Tahun  berikutnya  Pusarnas  turut  serta  dalam
kelompok  kerja  yang  melakukan  penelitian  tentang  penggunaan  satelit  untuk  kepentingan
kemanusiaan  (Working Group  On Satelitte Aided SAR) dari  International  Aeronautical  Federation.
Bersamaan  dengan  pengembangan  Pusarnas  tersebut,  dirintis  kerjasama  dengan  negara-negara
tetangga  yaitu  Singapura,  Malaysia,  dan  Australia.
Untuk  lebih  mengefektifkan  kegiatan  SAR,  maka  pada  tahun  1978  Menteri  Perhubungan  selaku
kuasa Ketua  Basari mengeluarkan Keputusan  Nomor 5/K.104/Pb-78  tentang  penunjukkan  Kepala
Pusarnas  sebagai  Ketua  Basari  pada  kegiatan  operasi  SAR  di  lapangan.  Sedangkan  untuk
penanganan  SAR  di  daerah  dikeluarkan  Instruksi  Menteri  Perhubungan  IM  4/KP/Phb-78  untuk
membentuk  Satuan  Tugas  SAR  di  KKR  (Kantor  Koordinasi  Rescue).
Untuk efisiensi pelaksanaan tugas SAR di Indonesia, pada tahun 1979 melalui Keputusan Presiden
Nomor 47 tahun 1979, Pusarnas yang semula berada dibawah Basari, dimasukkan kedalam struktur
organisasi  Departemen  Perhubungan  dan  namanya  diubah  menjadi  Badan  SAR  Nasional
(BASARNAS).
Dengan diubahnya Pusarnas menjadi Basarnas, Kepala Pusarnas yang semula esselon II menjadi
Kepala Basarnas esselon I. Demikian juga struktur organisasinya disempurnakan dan Kabasarnas
membawahi 3 pejabat esselon II. Dalam perkembangannya keluar Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 80 tahun 1998  tentang Organisasi Tata Kerja Basarnas,  yang salah satu  isinya mengenai
pejabat  esselon  II  di  Basarnas,  yaitu  :
Sekretaris  Badan;
Kepala  Pusat  Bina  Operasi;
Kepala  Pusat  Bina  Potensi
Basarnas mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian, dan pengendalian
potensi  SAR  dalam  kegiatan  SAR  terhadap  orang  dan  material  yang  hilang  atau  dikhawatirkan
hilang  atau  menghadapi  bahaya  dalam  pelayaran  dan/atau  penerbangan,  serta  memberikan
bantuan  dalam  bencana  dan  musibah  lainnya  sesuai  dengan  peraturan  SAR  nasional  dan
internasional. Secara jelas tugas dan fungsi SAR adalah penanganan musibah pelayaran dan/atau
penerbangan, dan/atau bencana dan/atau musibah lainnya dalam upaya pencarian dan pertolongan
saat terjadinya musibah. Penanganan terhadap musibah yang dimaksud meliputi 2 hal pokok  yaitu
pencarian  (search)  dan  pertolongan  (rescue).  Dalam  melaksanakan  tugas  penanganan  musibah
pelayaran  dan  penerbangan  harus  sejalan  dengan  IMO  dan  ICAO.
TUGAS,  FUNGSI  DAN  SASARAN  BASARNAS
A.  TUGAS  POKOK
@Zulkarnain Scout Selayar
Dalam  Peraturan  Menteri  Perhubungan  Nomor  KM.43Tahun  2005  Tentang  Organisasi  dan  tata
kerja  Departemen  Perhubungan,  Badan  SAR  Nasional  mempunyai  tugas  pokok  melaksanakan
pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi Search and Rescue (SAR) dalam kegiatan
SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya
dalam pelayaran dan atau penerbangan, serta  memberikan bantuan SAR dalam penanggulangan
bencana  dan  musibah  lainnya  sesuai  dengan  peraturan  SAR  Nasional  dan  Internasional.
B.  FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan SAR Nasional menyelenggarakan fungsi
:
Perumusan  kebijakan  teknis  di  bidang  pembinaan  potensi  SAR  dan  pembinaan  operasi  SAR;
Pelaksanaan  program  pembinaan  potensi  SAR  dan  operasi  SAR;
Pelaksanaan  tindak  awal;
Pemberian  bantuan  SAR  dalam  bencana  dan  musibah  lainnya;
Koordinasi  dan  pengendalian  operasi  SAR  alas  potensi  SAR  yang  dimiliki  oleh  instansi  dan
organisasi  lain;
Pelaksanaan  hubungan  dan  kerja  sama  di  bidang  SAR  balk  di  dalam  maupun  luar  negeri;
Evaluasi  pelaksanaan  pembinaan  potensi  SAR  dan  operasi  SAR
Pelaksanaan  administrasi  di  lingkungan  Badan  SAR  Nasional.
C.  SASARAN  PENGEMBANGAN  BASARNAS
Dalam  rangka  mewujudkan  visi  dan  misi  Basarnas,  perlu  dilaksanakan  strategi-  strategi  sebagai
berikut  :
Menjadikan BASARNAS sebagai yang terdepan dalam melaksanakan operasi SAR dalam musibah
pelayaran  dan  penerbangan,  bencana  dan  musibah  lainnya;
Pembentukan  Institusi  yang  dapat  menangani  pendidikan  awal  dan  pendidikan  penataran  di
lingkungan  BASARNAS
Mengembangkan  regulasi  yang mampu mengerahkan potensi SAR  melalui  mekanisme koordinasi
yang  dipatuhi  oleh  semua  potensi  SAR;
Melaksanakan pembinaan SDM SAR melalui pola pembinaan SDM yang terarah dan berlanjut agar
dapat  dibentuk  tenaga-tenaga  SAR  yang  profesional.
Melaksanakan  pemenuhan  sarana/  prasarana  dan  peralatan  SAR  secara  bertahap  agar  dapat
menjadikan  operasi  tindak  awal  SAR  yang  mandiri,  cepat,  tepat,  dan  handal  sesuai  ketentuan
nasional  dan  internasional.
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SAR melalui jenjang pendidikan sesuai dengan kebutuhan
dalam  lingkungan  BASARNAS.
@Zulkarnain Scout Selayar
Penciptaan  system  sosialisasi  dan  penyuluhan  kepada  masyarakat  tentang  penyelenggaraan
operasi  SAR
Mengembangkan kerjasama dengan Pemda melalui FKSD, organisasi dan instansi berpotensi SAR,
balk  dalam  negeri  maupun  luar  negeri  dalam  rangka  pembinaan  potensi  SAR.
Sumber  :  Badan  SAR  Nasional
http://www.dephub.go.id/SAR/basarnas/sejarah.htm
PERALATAN  SAR
Peralatan SAR adalah merupakan bagian penting bagi res cuer ketika melaksanakan pertolongan
terhadap korban  musibah dilapangan, sehingga dengan  dukungan peralatan  yang  memadai  akan
membantu proses pertolongan dan selanjutnya akan meningkatkan prosentasi keberhasilan operasi.
Peralatan  SAR  ini  diklasifikasikan  dalam  dua  kelompok  yaitu:
1.  Peralatan  perorangan
Terdiri  atas  Peralatan  pokok  perorangan  dan  Peralatan  pendukung  perorangan;
2.  Peralatan  beregu.
Terdiri  atas  Peralatan  pokok  beregu  dan  Peralatan  pendukung  beregu;
Dengan klasifikasi ini akan memberikan kemudahan dalam memilah ketika melakukan penyimpanan
maupun  penyiapan  untuk  operasi.
Untuk mendukung kegiatan dan operasi SAR, serta dalam rangka mendukung Siaga SAR, Kantorkantor  SAR  telah  dilengkapi  dengan  peralatan  SAR,  meskipun  belum  dapat  memenuhi  seluruh
kebutuhan sesuai persyaratan  mengingat keterbatasan anggaran dan biaya operasional. Peralatan
SAR masing-masing  Kantor  SAR  sedikit berbeda  jenis maupun  jumlahnya,  tergantung  lokasi  dan
kondisi  setempat.
PERALATAN  KOMUNIKASI
Salah  satu  komponen  pfasilitas  SAR  yang  memegang  kunci  per
anan penting dalam pelaksanaan kegiatan SAR adalah Sistem Komunikasi SAR. Sistem komunikasi
ini  tidak  lepas  dari
semua jenis peralatan komunikasi yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi balk berupa
voice  maupun  data  dalam  kegiatan  SAR.  Sistem  komunikasi  yang  digelar  mempunyai  fungsi:
@Zulkarnain Scout Selayar
1.  Jaringan  Penginderaan  Dini
Komunikasi  sebagai  sarana  penginderaan  dini  dimaksudkan  agar  setiap  musibah  pelayaran
dan/atau  penerbangan  dan/  atau  bencana  dan/  atau  musibah  lainnya  dapat  dideteksi  sedini  m
ungkin, supaya usaha pencarian, pertolongan dan penyelamatan dapat dilaksanakan dengan cepat.
Oleh karena  itu setiap  informasi/musibah  yang  diterima harus  mempunyai kemampuan dalam hal
kecepatan,  kebenaran  dan  aktualitasnya.  Implementasi  sistem  komunikasi  harus  mengacu  path
peraturan  internasional  yaitu  peraturan  IMO  untuk  memonitor  musibah  pelayaran  dan  peraturan
ICAO  untuk  memonitor  musibah  penerbangan.
Pada tahun 1994 BASARNAS memperoleh bantuan pi njaman lunak dari pemerintah Kanada untuk
pengadaan  peralatan  monitoring  musibah.  Peralatan  tersebut  berfungsi  sebagai  alat  deteksi  dini
signal yang mengindikasikan lokasi  musibah,  alat-alat  tersebut adalah LUT  (Local  User  Terminal)
yaitu  berupa  perangkat  stasiun  bumi  kecil  yang  mengolah  data  dari  Cospas  dan  SARSAT.
2.  Jaring  Koordinasi
Komunikasi sebagai sarana koordinasi, dimaksudkan untuk dapat berkoordinasi dalam mendukung
kegiatan operasi SAR baik internal antara Kantor Pusat BASARNAS dengan Kantor SAR dan antar
Kantor SAR, dan eksternal dengan instansi/ organisasi berpotensi SAR dan RCCs negara tetangga
secara  cepat  dan  tepat.
3.  Jaring  Komando  dan  Pengendalian
Komunikasi  sebagai  sarana  komando  dan  pengendalian,  dimaksu
dkan  untuk  mengendalikan  unsur-unsur  yang  terlibat  dalam  operasi  SAR.
4.  Jaring  Pembinaan,  Administrasi  dan  Logistik
Jaring ini digunakan oleh BASARNAS untuk pembinaan Kantor SAR dalam pelaksanaan pembinaan
dan  administrasi  perkantoran.
Peralatan  komunikasi  yang  dimiliki  BASARNAS  dan  Kantor  SAR  sebagai  berikut  :
Fixed  Line  Telecommunication
Radio  Communication  (HFNHF)
AFTN  Automatic  message  switching
Dengan  dilengkapinya  radio  VHF  Air  band  dan  Marine  band,  memungkinkan  untuk  memonitor
penerbangan  dan  pelayaran.
@Zulkarnain Scout Selayar
PENYELAMATAN  KORBAN  TENGGELAM
Kasus tenggelam cukup sering ditemukan,  baik tenggelam dalam air tawar maupun air laut. Kasus
tenggelam  sering  terjadi  pada  anak  kecil,  atau  orang  dewasa.  Sebagai  orang  awam  yang  ingin
menolong  seseorang  yang  tenggelam,  kami  memberikan  tips  sebagai  berikut  :
1. Pastikan diri anda mempunyai kemampuan untuk menolong, bila tidak yakin dengan kemampuan
diri sendiri sebaiknya carilah bantuan." Lebih baik kehilangan satu orang daripada kehilangan dua
orang",  maksudnya  "  Jangan  menambah  korban  lebih  banyak".
2.  Segera  menginformasikan  kepada  orang  disekitar  untuk  mencari  bantuan  lanjutan.
3.  Pelajari  situasi  dan  kondisi  disekitar  korban.
4.  Cari  alat  bantu  untuk  menyelamatkan  korban,  contoh  :  pelampung,  ranting/kayu,  tali  dan
sebagainya
5.  Tahap  berikutnya  adalah  tahap  penyelamatan  korban  tanpa  menggunakan  alat  bantu.Dalam
tahap  ini  dapat  dilakukan  langkah  -  langkah  sebagai  berikut  :
·  Terjun  ke  air  dengan  mata  tetap  memandang  posisi  korban
· Dekati korban ssuai dengan jarak tertentu dan mengajak berkomunikasi, untuk kasus korban yang
masih  sadar,  berikut  ini  adalah  kutipan  percakapan  penolong  dengan  korban  :
"  Sebagai  orang  awam  yang  ingin  menolong  seseorang  yang  tenggelam,  kami  memberikan  tips
sebagai  berikut  :
Duck  away
Leg  block
Arm  block
Elbow  lift
Untuk  korban  yang  mematuhi  perintah,  lakukan  tehnik  penyelamatan  dengan  cara  :
Under  arm  carry
Tired  swimmer  carry
Wristow
@Zulkarnain Scout Selayar
Hip  carry
Hip  carry  with  pistol  grip
Double  chin  carry
Untuk korban yang tidak mematuhi perintah maka biarkan korban sampai terlihat lelah, setelah itu
melakukan  tehnik  penyelamatan  separti  tehnik  diatas.
Catatan  :  Saat  menarik  korban  untuk  korban  yang  tidak  bernafas  diberi  bantuan  nafas  mulut  ke
hidung sebanyak  1 kali dengan  hitungan  pemberian  nafas dengan  jeda  htiungan ke  -  9  hitungan
(Ref  :  ADS  International)
6.  Membawa  korban  ke  darat  dan  letakkan  ditempat  yang  aman.
7.  Mengecek  kesadaran  korban  dengan  cara  mengoyang  -  goyangkan  tubuh  korban  sambil
menegur  korban.
8. Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang mudah diingat yaitu
ABC.  Hal  ini  diartikan  sebagai  :
A  =  Airway  (  Jalan  nafas  )
B  =  Breathing  (  Bernafas  )
C  =  Circulation  (  Sirkulasi,  Peredaran  Darah  yakni  jantung  dan  pembuluh  darah  )
Untuk  kasus  korban  yang  sadar  tapi  mengalami  kesulitan  bernafas  maka  dilakukan  langkah  -langkah  sebagai  berikut  :
Posisikan  korban  pada  posisi  pulih  atau  posisi  istirahat
Bersihkan benda  -  benda yang menyumbat rongga mulut korban, contoh : gigi palsu, makanan dll
Kembalikan posisi normal, tekan dahi dan naikkan dagu ( posisi ini bertujuan untuk memperlancar
jalan  nafas
Bila diperlukan diberikan nafas buatan dua kali dari mulut ke mulut ( untuk menghindari penularan
penyakit, contoh Hepatitis, sebaiknya menggunakan alat bantu pemberian nafas dari mulut ke mulut
)
Untuk korban yang tidak sadar, mempunyai  nafas yang tidak kuat atau belum bernafas, langkah  -langkahnya  sebagai  berikut  :
Pada  posisi  normal  dengan  dagu  terangkat  sambil  mengecek  nadi  di  leher
Jika  tidak  ada  nadi  maka  dilakukan  pertolongan  ABC
Jika  nadinya  kecil  maka  lakukan  pertolongan  AB  +  Supportive  C,  gunakan  Algoritma  syok
Jika nadinya cukup maka lakukan pertolongan A dengan / tanpa B Untuk korban yang tidak sadar,
mempunyai  nafas  yang  tidak  kuat  atau  belum
@Zulkarnain Scout Selayar
PMK
Sejarah  Pemadam  Kebakaran
Pemadam  Kebakaran  Dibentuk  Pada  Zaman  Romawi
Pada  hakekatnya  manusia  sangat  membutuhkan  api  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Kebutuhan
terhadap  api  itu  tak  bisa  dihindari,  karena  manusia  memerlukan  penerangan  ketika  datang
kegelapan malam.  Begitu  juga api diperlukan manusia sebagai  alat  untuk menghangatkan  badan
dari  cuaca  dingin,  dan  alat  perlindungan  dari  binatang  buas.  Dan  tentunya  manusia  menghadapi
masalah  sebelum  mampu  menciptakan  api.  Seolah-olah  unsur  panas  yang  dilihat  dan  dirasakan
manusia  pada  waktu  itu  sebagai  akibat  letusan gunung  berapi  atau sambaran petir.  Keadaan  ini
mendorong manusia untuk berpikir agar dapat mengontrol api, sehingga api dapat bermanfaat bagi
kehidupannya.
Dalam  perkembangan  selanjutnya,  penggunaan  api  di  masa  itu  memberi  pengaruh  dalam
mengakhiri  masa  nomaden.  Hal  ini  juga  berdampak  terhadap  perkembangan  sosial  dan  politik
seiring dengan perkembangnya pemukiman penduduk yang menetap. Akan tetapi, api yang sudah
diketahui  dapat  bermanfaat  bagi  kehidupan  manusia,  tetap  dipandang  sebagai  elemen  suci  dan
hebat.  Banyak  mitologi  yang  menganalogikan  api  menjadi  sifat  atau  karakter  manusia.
Ketika manusia merasakan pengalaman bahwa api juga bersifat sangat merusak, sejak itu manusia
terdorong untuk mengetahui cara mengontrol keganasan api. Ini terjadi kira - kira 300 tahun sebelum
masehi  (SM)  di Roma. Ketika  itu petugas pemadam kebakaran  dan penjaga  malam  dibentuk  dan
ditugaskan  kepada  sekelompok  orang  yang  diberi  nama  Familia  Publica  dan  operasional  dari
kelompok  ini  diawasi  oleh  komite  negara.
Dalam  buku  yang  berjudul  Principles  of  Protection  karya  Arthur  Cote,  P.E  dan  Percy  Bugbee
dijelaskan, di zaman pemerintahan kaisar Agustus (Gaius Julius Caesar Octavianus) pada 27 SM
sampai  12  Masehi,  Roma  mengembangkan  Departemen  Kebakaran  untuk  tipe  penghunian.  Dan
departemen ini mengorganisir para budak dan warga negara dalam wadah yang bernama Satuan
Jaga (pelayanan penjagaan). Selanjutnya, dikeluarkan dekrit yang menyatakan seluruh rakyat wajib
menjaga  dan  mengontrol  api.
Adapun  satuan  jaga  tersebut  merupakan  organisasi  (pemadam  kebakaran)  yang  pertama.
Dibentuknya  satuan  ini  bertujuan  untuk  melindungi  manusia  terhadap  bahaya  kebakaran.  Tugas
@Zulkarnain Scout Selayar
utama  mereka  adalah  melakukan  patroli  dan  pengawasan  pada  malam  hari  (dilakukan  oleh
Nocturnes).  Dalam perkembangan selanjutnya, setiap anggota pasukan  mempunyai tugas khusus
bila terjadi kebakaran. Contohnya, beberapa anggota (aquarii) membawa air dalam ember ke lokasi
kebakaran.  Kemudian,  dibangun  pipa  air  (aquaducts)  untuk  membawa  air  ke  seluruh  kota,  dan
pompa tangan dikembangkan guna membantu  penyemprotan air ke api. Siponarii adalah sebutan
bagi pengawas pompa, dan  komandan  pemadam kebakaran dinamakan Praefectus  Vigilum  yang
memikul  seluruh  tanggung  jawab  Satuan  Siaga.
Sedangkan  hukum  Romawi  mengutus  Quarstionarius  (sekarang sama dengan  Polisi Kebakaran),
yang  bertugas  mengklarifikasi  sebab-sebab  terjadinya  kebakaran.  Pemerintah  Kerajaan  Romawi
pada masa itu mulai menentukan kebijakan me-ngenai penggunaan selang kulit bagi kepentingan
pemadaman kebakaran.  Petugasnya  juga membawa  bantal  besar  ke  lokasi kebakaran,  sehingga
orang  yang  terjebak  di  gedung  tinggi  dapat  meloncat  dan  mendarat  di  atas  bantal  tersebut.
Marco Polo mencatat tentang tata negara belahan timur pada abad 13, yakni pasukan rakyat dari
pasukan pengawas dan pasukan kebakaran yang mempunyai tugas pencegahan kebakaran telah
terbentuk  di  Hangchow.  Mereka  dalam  melaksanakan  tugasnya  dapat  mengerahkan  satu  sampai
dua ribu orang untuk memadamkan api. Ribuan pasukan itu dibagi menjadi kelompok yang terdiri
dari  10  orang,  5  orang  berjaga  pada  siang,  dan  selebihnya  berjaga  pada  malam  hari.
Peraturan  Tentang  Proteksi  Kebakaran
Ketika  kerjaan  Romawi  jatuh,  sangat  sedikit  dan  hampir  tidak  ada  usaha  untuk  membentuk
organisasi  yang  melindungi  dan  mengontrol  kebakaran.  Hal  ini  berlangsung  dalam  waktu  yang
cukup  lama.  Ketika  itu  hanya  ada  peraturan  tentang  proteksi  kebakaran  yang  bernama  Curfew
(bahasa Perancis: mengatasi kebakaran)  yang mengharuskan  rakyat  memadamkan  api pada  jam
tertentu di malam hari. Selain Curfew, peraturan hampir serupa dibuat di Oxford Inggris pada tahun
872.
Pada  tahun  1189,  Wali  Kota pertama  Inggris  membuat  peraturan  yang  mengharuskan  bangunan
baru  berdinding  dan  atap  batu  atau  ubin.  Sedangkan  penggunaan  atap  rumah  dari  ilalang  yang
sudah  cukup  tua  usianya  dilarang.  Kemudian,  pada  tahun  1566,  di  Manchester  dibuat  peraturan
tentang penyimpanan tentang penyimpanan bahan bakar yang aman untuk oven roti. Dan peraturan
ini merupakan Undang-undang per-tama yang dibuat dalam  rangka pencegahan kebakaran,  yang
tidak  berhubungan  langsung  dengan  struktur  bangunan.  Adapun  Undang-undang  negara  yang
pertama kali dibuat adalah Undang-undang Parlemen Inggris (1583), yang  menyangkut ketentuan
larangan  pembuatan  lilin  dengan  cara  mencairkan  lemak  di  dalam  bangunan  perumahan.  Pada
tahun  1647,  pembuatan  cerobong  asap  yang  terbuat  dari  kayu  dilarang.
Pada  tahun  1666  di  London  ter-jadi  kebakaran.  Atas  peristiwa  ini  dibentuk  peraturan  tentang
bangunan  yang  komplit.  Namun  sampai  tahun  1774  belum  juga  terbentuk  komisi  yang  bertugas
menegakkan peratu -ran. Bisa dibayangkan, betapa mandul nya peraturan maupun Undang-undang
tentang  pencegahan  kebakaran  yang  telah dibuat selama kurun waktu  lebih satu abad ketika  itu.
Sampai  tahun  1824  komisi  yang  dimaksud  di  atas  belum  juga  terbentuk.  Pada  tahun  itu  di
@Zulkarnain Scout Selayar
Edinburgh,  Skotlandia,  dibentuk  pasukan  keba-karan.  Tugas  pasukan  ini  mengembangkan
peraturan  mengenai  proteksi  kebakaran,  dan  standar  operasi  yang  lebih  maju.  Yang  ditunjuk
sebagai  komandan  pasukan  kebakaran  di  Edinburgh  adalah  peneliti  yang  bernama  James
Braidwood.  Ia penulis buku pegangan (handbook) ten-tang operasi  Departemen Kebakaran. Buku
pegangan karyanya itu lebih maju dibanding teori sebelumnya yang dibuat oleh James pada 1830.
Buku  ini  berisikan  396  standar  dan  gambaran  tentang  pelayanan  terbaik  yang  harus  dilakukan
Departemen  Kebakaran.
Pengawas  Kebakaran
Pengawas kebakaran malam hari dibentuk di kota besar Amerika pada zaman kolonial. Pada tahun
1654 di Boston, seorang bellman ditugaskan bekerja dari pukul 10 malam hing-ga pukul 5 pagi. Tiga
tahun  kemudian,  terjadi  pembaharuan  di  New  York.  Sipir  kebakaran  dibantu  delapan  orang
sukarelawan,  pengawas  kebakaran  bertugas  malam  hari.  Sukarelawan  ini  disebut  sebagai
pengawas berderak karena setiap jaga mereka selalu membunyikan alarm yang bunyinya berderakderak.  Pengawas  kebakaran  malam,  merupakan  lembaga  masyarakat  sebelum  terbentuknya
kesatuan  polisi  warga  yang  dibentuk  di  New  York  pada  tahun  1687.  Lembaga  ini  pertama  kali
dibentuk  mengingat  besarnya  kerugian  harta  benda  yang  diasuransikan,  dan  dipandang  sangat
penting.  Lembaga  masyarakat  ini  mempunyai  tugas  penting,  yaitu  melakukan  patroli  guna
membantu  lembaga  asuransi  yang  baru  terbentuk  agar  dapat  diterima  masyarakat.
Pada tahun 1631, di Boston terjadi bencana kebakaran. Setelah peristiwa itu, untuk pertama kalinya
di  Amerika  dibentuk  Undang- undang  Kebakaran.  Isinya  mencakup  larangan  penggunaan  ilalang
untuk atap  rumah, penggunaan cerobong asap  dari kayu. Dan ketentuan  tersebut dijalankan oleh
pemerintahan Boston yang terpilih. Padan tahun 1647 Amsterdam Baru (sekarang kota New York)
menunjuk  para  tenaga  survei  bangunan  untuk  mengontrol  bahaya  kebakaran  yang  melanda
bangunan.  Beberapa  tahun  kemudian,  tenaga  survei  itu  dinamakan  pengawas  kebakaran  hunian
lima,  yang  mempunyai  tanggung  jawab  pencegahan  kebakaran  umum.  Kronologis  tersebut
dipandang  sebagai  cikal  bakal  lahirnya  Departemen  Kebakaran  di  Amerika  Utara.
Pada  tanggal  14  Januari  1653,  pemerintah  Boston  memberikan  perintah  untuk  membeli  mobil
pompa.  Dalam  hal  ini,  tidak  ada  catatan  dari  mana  asal  mobil  pompa  dan  kapan  diadakan
perawatan.  Pada  saat  itu,  Undang-undang  tambahan  tentang  proteksi  kebakaran  juga  dibentuk.
Undang-undang pada tahun 1653 ini mengharuskan seluruh rumah menyimpan kain pel sepanjang
12 kaki. Ini digunakan bagi keperluan memadamkan kebakaran atap, dan setiap bangunan rumah
harus  memiliki  tangga  yang  mampu  menjangkau  tepi  atap.  Pada  saat  yang  sama,  kota  juga
menyediakan  tangga,  kaitan,  dan  rantai  guna  merobohkan  rumah  di  luar  jalur  penyebaran  api.
Senapan serbuk kadang dipakai dalam operasi ini. Dan rumah yang dirobohkan demi kepentingan
mencegah kebakaran tidak menjalar, pemiliknya tidak menerima ganti rugi. Ketentuan ini memang
sudah  didekritkan.
Klasifikasi  Jenis  Kebakaran
@Zulkarnain Scout Selayar
Kebakaran  di  Indonesia  dibagi  menjadi  tiga  kelas,  yaitu:
Kelas
Kebakaran  yang  disebabkan oleh  benda-benda padat,  misalnya kertas, kayu,  plastik,  karet,  busa
dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung goni yang
dibasahi,  dan  Alat  Pemadam  Kebakaran  (APAR)  atau  racun  api  tepung  kimia  kering.
Kelas
Kebakaran  yang  disebabkan  oleh  benda-benda  mudah  terbakar  berupa  cairan,  misalnya  bensin,
solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang
memakai  air  untuk  jenis  ini karena  berat  jenis  air  lebih berat  dari  pada berat jenis  bahan  di atas
sehingga  bila  kita  menggunakan  air  maka  kebakaran  akan  melebar  kemana-mana
Kelas
Kebakaran  yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat
Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar
kita  aman  dalam  memadamkan  kebakaran
Prinsip  Pemadaman  Kebakaran
Kebakaran  adalah  suatu  nyala  api,  baik  kecil  atau  besar  pada  tempat  yang  tidak  kita  hendaki,
merugikan  dan  pada  umumnya  sukar  dikendalikan.  Api  terjadi  karena  persenyawaan  dari:
Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi kimia dan
perubahan  kimia.
Benda  mudah  terbakar,  seperti  bahan-bahan  kimia,  bahan  bakar,  kayu,  plastik  dan  sebagainya.
Oksigen  (tersedia  di  udara)
Apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Dalam pencegahan terjadinya kebakaran kita
harus  bisa  mengontrol  Sumber  panas  dan  Benda  mudah  terbakar,  misalnya  Dilarang  Merokok
ketika  Sedang  Melakukan  Pengisian  Bahan  Bakar,  Pemasangan  Tanda-Tanda  Peringatan,  dan
sebagainya.
Apabila sudah terjadi kebakaran maka langkah kita adalah menghilangkan adanya Oksigen dalam
kebakaran  tersebut.  Contoh  mudahnya  seperti  ketika kita  menghidupkan  lilin,  lalu  coba  kita  tutup
dengan gelas maka api pada lilin tersebut akan mati karena oksigen yang berada di luar gelas tidak
dapat masuk dan oksigen yang berada dalam gelas berubah menjadi Karbon Dioksida (CO2) yang
mematikan api. Ketika kita memadamkan kebakaran dengan mengunakan APAR, karung goni yang
basah dan pasir yang terjadi adalah kita mengisolasi adanya oksigen dalam api tersebut asal semua
permukaan api tertutupi oleh ketiga media pemadaman tersebut dan api akan mati seperti lilin yang
kita tutup memakai gelas tadi. Bila kita menggunakan air sebagai media pemadaman maka terjadi
reaksi  pendinginan  panas  dan  isolasi  oksigen  dari  kebakaran  tersebut.
@Zulkarnain Scout Selayar
Peralatan  Pencegahan  Kebakaran
APAR  /  Fire  Extinguishers  /  Racun  Api
Peralatan  ini  merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai  untuk jenis
kebakaran  A,B  dan  C.  Peralatan  ini  mempunyai  berbagai  ukuran  beratnya,  sehingga  dapat
ditempatkan  sesuai  dengan  besar-kecilnya  resiko  kebakaran  yang  mungkin  timbul  dari  daerah
tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan
racun  api  dengan  ukuran  1,2  Kg  dengan  jumlah  satu  tabung.  Bahan  yang  ada  dalam  tabung
pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak
diperkenankan  dipakai  di  Indonesia.
Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya hydran
gedung  ditempatkan  dalam  gedung,  untuk  hydran  halaman  ditempatkan  di  halaman,  sedangkan
hydran  kota  biasanya  ditempatkan  pada  beberapa  titik  yang  memungkinkan  Unit  Pemadam
Kebakaran  suatu  kota  mengambil  cadangan  air.
Detektor  Asap  /  Smoke  Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila
ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.
Fire  Alarm
Peralatan  yang  dipergunakan  untuk  memberitahukan  kepada  setiap  orang  akan  adanya  bahaya
kebakaran  pada  suatu  tempat
Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis
apabila  terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu  pada  daerah di  mana  ada sprinkler tersebut
Pencegahan  Kebakaran
Setelah  kita  mengetahui  pengklasifikasian,  prinsip  pemadaman  dan  perlengkapan  pemadaman
suatu kebakaran maka kita harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen
/pengelolaan  pencegahan  bahaya  kebakaran.
Kita  mengambil  contoh  dari  pengelolaan  pencegahan  kebakaran  pada  bangunan  tinggi.
Identifikasi  bahaya  yang  dapat  mengakibatkan  kebakaran  pada  gedung  itu.
Bahan  Mudah  Terbakar,  seperti  karpet,  kertas,  karet,  dan  lain-lain
Sumber  Panas,  seperti  Listrik,  Listrik  statis,  nyala  api  rokok  dan  lain-lain
Penilaian  Resiko
Resiko  tinggi  karena  merupakan  bangunan  tinggi  yang  banyak  orang
Monitoring
Inspeksi Listrik, Inspeksi Bangunan, Inspeksi Peralatan Pemadam Kebakaran, Training, Fire Drill /
Latihan  Kebakaran  dan  lain-lain
Recovery  /  Pemulihan
Emergency  Response  Plan  /  Rencana  Tindakan  Tanggap  Darurat,  P3K,  Prosedur-Prosedur,  dan
lain-lain.
@Zulkarnain Scout Selayar
Pengetahuan  Dasar  DAMKAR
Sebelum kita dapat melakukan usaha penanggulangan kebakaran, adalah wajar apabila kita perlu
untuk mengetahui dan mengenal terlebih dahulu apa dan bagaimanakah kebakaran itu. Setelah itu
maka kita akan menyadari bahwa peristiwa/masalah kebakaran sesungguhnya merupakan masalah
yang  menjadi  ancaman  bagi  semua  orang,  baik  disadari  ataupun  tidak.
Untuk itu tulisan ini dibuat tanpa maksud menggurui mengajak semua pihak untuk lebih mengenal
tentang  Kebakaran  khususnya  api  dengan  lebih  baik.
KIMIA  API
Kita semua tahu bahwa untuk dapat menghadapi dan mengalahkan musuh, kita harus tahu segala
hal  tentang  musuh  kita  kekuatan,  kelemahan,  strategi  perang,  dan  lainnya.  Memiliki  gambaran
tentang kemungkinan aksi yang akan dilakukan oleh musuh, membuat kita dapat membuat rencana
untuk menga-tasi aksi tersebut, dan lebih baik lagi melakukan pencegahan agar aksi tersebut tidak
dapat  berjalan.  Demikian  juga  apabila  kita  mengahadapi  masalah  kebakaran,  kita  harus  tahu
tentang  bagaimanakah  api  dapat  terjadi,  bagaimana  api  dapat  menyebar,  apa  yang  dapat
menimbulkan api, bagaimana mencegah api timbul, dan banyak lagi, sehingga kita siap menghadapi
musuh  kita  semua,  yaitu  kebakaran.
A.  PEMBAKARAN
Pembakaran dan api adalah dua kata yang akan selalu berhubungan dan dalam ilmu kebakaran dua
kata  tersebut  sudah  menjadi  tak  terpisahkan.
Pembakaran/api adalah peristiwa proses reaksi oksidasi cepat yang biasanya menghasilkan panas
dan  cahaya  (energi  panas  dan  energi  cahaya).
Selanjutnya apakah reaksi oksidasi itu?; Dalam konteks masalah kebakaran dapat dikatakan bahwa
reaksi  oksidasi  adalah  reaksi  pengikatan  unsur  oksigen  oleh  reduktor/pereduksi  (bahan  bakar).
Sedang  dalam  konteks  lebih  luas,  dalam  ilmu  kimia,  reaksi  oksidasi  didefinisikan  sebagai  reaksi
pemberian  elektron  oleh  oksidator/pengoksidasi  kepada  reduktor/pereduksi.
Di atas telah disebutkan bahwa pembakaran/api adalah peristiwa oksidasi cepat, berarti ada reaksi
oksidasi lambat. Untuk rekasi oksidasi lambat sebagai contohnya adalah peristiwa perkaratan besi.
Satu  hal  yang  perlu  di  pahami  adalah  bahwa  hanya  gas  yang  dapat  terbakar.  Jadi  bahan  bakar
dengan  bentuk  fisik  padatan  dan  cairan  sebelum  ia  dapat  terbakar  ia  harus  dirubah  dahulu  ke
bentuk fisik gas. Untuk bahan bakar padat harus mengalami pyrolysis, sehingga ter-bentuk gas-gas
yang  lebih seder-hana  yang  akan  terbakar.  Sedang untuk bahan bakar  bentuk cairan  oleh panas
akan  diuapkan,  lalu  uap  bahan  bakar  tadi  yang  akan  terbakar.
Kembali ke masalah kebakaran ada peristiwa yang sering  terjadi seiring dengan kebakaran, yaitu
ledakan/explosion.  Ledakan/explosion  adalah  peristiwa  oksidasi  yang  sangat  cepat.
@Zulkarnain Scout Selayar
B.  NYALA  API
Selama ini api, umumnya, selalu identik dengan nyala api, sesungguhnya ini adalah salah satu dari
bentuk  api.  Nyala  api  sesung-guhnya  adalah  gas  hasil  reaksi  dengan  panas  dan  cahaya  yang
ditimbulkannya. Warna dari nyala api ditentukan oleh bahan-bahan yang bereaksi (terbakar). Warna
yang dihasilkan oleh gas hidrokarbon, yang bereaksi sempurna dengan udara (oksigen) adalah biru
terang.  Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan  lainnya atau liquid produk
antara  dihasilkan  oleh  pembakaran  tidak  sempurna  naik  dan  berpijar  akibat  temperatur  dengan
warna  merah,  jingga,  kuning,  atau  putih,  tergantung  dari  tem-peraturnya.
C.  BARA  API
Bara api memiliki cirri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan tetapi adanya bahan-bahan yang
sangat panas pada permukaan dimana pembakaran terjadi. Contoh yang baik untuk bara api adalah
batu  bara.  Warna  dari  bara  api  pada  permukaan  benda  berhubungan  dengan  temperaturnya.
Beberapa  warna  yang  terlihat  dan  tempe-raturnya  ditampilkan  seperti  di  tabel  1.
SEGITIGA  API
Dari bahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa pembakaran/api adalah suatu reaksi oksidasi, jadi
harus ada oksidator/pengoksidasi dan reduktor/ pereduksi/bahan yang dioksidasi. Dari sini kita telah
men-dapatkan  dua  komponen  peristiwa/reaksi  pembakaran/api,  yaitu  oksidator  yaitu  oksigen  dan
reduktor  di  sini  adalah  bahan  bakar.  Lalu  selain  itu  apa  lagi?  Dalam  kehidupan  sehari-hari  kita
mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar (bahan bakar) dalam kondisi normal tidaklah
terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa lama dia akan dapat terbakar. In i juga berarti
kita  telah  mendapatkan  satu  lagi  komponen  pembakaran/api,  dari  apa  yang  sudah  umum  kita
ketahui.
Dalam ilmu kebakaran ketiga komponen tersebut dikenal dengan segitiga api, yaitu sebuah bangun
dua  dimensi  berbentuk  segitiga  sama  sisi.  Dimana  masing-masing  sisi  mewakili  satu  komponen
kebakaran/api,  yaitu:  Oksigen,  Panas  dan  Bahan  bakar.
Lalu mengapa segitiga sama sisi? Jawabannya adalah bahwa suatu peristiwa/reaksi pembakaran
akan  dapat  terjadi  apabila  ketiga  komponen  tersebut  berada  dalam  keadaan  keseimbangannya.
Kese-imbangan dimaksud di sini bukanlah sama dalam jumlah atau banyaknya, akan tetapi suatu
bahan  akan  dapat  terbakar  apabila  kondisi  di  mana  terjadi/akan  terjadi  pembakaran/api  memiliki
perbandingan  tertentu  antara  bahan  dimaksud  dengan  oksigen  yang  harus  tersedia.  Selain  itu
kondisi temperatur bahan dan atau lingkungan reaksi memiliki tem-peratur (yang menggambarkan
tingkat  kepanasan  suatu  benda)  tertentu  juga.
D.  OKSIGEN
Pada  sisi  pertama  dari  segitiga  adalah  oksigen.  Oksigen  adalah  gas  yang  tidak  dapat  terbakar
(nonflam-meable  gas)  dan  juga  merupakan  satu  kebutuhan  untuk  kehidupan  yang  sangat
mendasar. Di atas permukaan laut, atmosfir kita me-miliki oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%.
Sedang untuk ter-jadinya pembakaran/api oksigen dibutuhkan minimal 16%. Kembali lagi, oksigen
itu  sendiri  tidak  terbakar,  ia  hanya  mendukung  proses  pembakaran.
@Zulkarnain Scout Selayar
E.  PANAS
Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan
temperatur  suatu  benda/  bahan  bakar  sampai  ketitik  dimana  jumlah  uap  bahan  bakar  tersebut
tersedia  dalam  jumlah  cukup  untuk  dapat  terjadi  penyalaan.
1.  Sumber-sumber  Panas
Sumber-sumber  panas/energi  panas  sangatlah  beragam,  dapat  disebutkan  disini  adalah:
Arus  listrik
Panas  akibat  arus  listrik  dapat  terjadi  akibat  adanya  hambatan  terhadap  aliran  arus,  kelebihan
beban  muatan,  hubungan  pendek,  dan  lain-lain;
Kerja  mekanik
Panas yang dihasilkan oleh kerja mekanik biasanya dari gesekan dua benda atau gas yang diberi
tekanan  tinggi;
Reaksi  kimia
Pada  reaksi kimia,  hubungan  dengan  panas,  terdapat  dua  macam  reaksi  yaitu  reaksi  endotermis
dan eksotermis. Reaksi endotermis adalah reaksi yang mem-butuhkan panas untuk dapat berjalan,
sedang  rekasi  eksotermis  adalah  kebalikannya  yaitu  menghasilkan  panas  dan  reaksi  inilah  yang
merupakan  sumber  panas.  Reaksi  kimia  disini  tidak  hanya  terbatas  pada  reaksi  perubahan  atau
pembentukan senyawa baru, akan tetapi dapat  juga dalam bentuk proses pencampuran  dan atau
pelarutan;
Reaksi  nuklir
Reaksi  nuklir  yang  menghasilkan  panas  dapat  berupa  fusi  atau  fisi.
Radiasi  matahari
Sinar  matahari  dapat  menjadi  sumber  panas  yang  dapat  menye-babkan  kebakaran  apabila
intensitasnya  cukup  besar,  atau  di  ter/difokuskan  oleh  suatu  alat  optik.
2.  Cara-cara  Perpindahan  Panas
Panas  dapat  berpindah  dan  dalam  suatu  kejadian  kebakaran  perpindahan  panas  ini  harus
mendapat  perhatian  yang  besar,  karena  apabila  perpindahan  panas  tidak  terkontrol  akan  dapat
mengakibatkan  kebakaran  meluas  dan  atau  mengakibatkan  kebakaran  lain.
Perpindahan  panas  ini  dapat  terjadi dengan berbagai cara,  yaitu:  konduksi, konveksi dan  radiasi;
dan  khusus  dalam  masalah  kebakaran  ada  juga  yang  disnyulutan  langsung.
Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara molekuler, jadi panas berpindah di dalam
suatu bahan penghantar (konduktor) dari satu titik ketitik lain yang memiliki temperatur lebih rendah.
Sebagai gambaran adalah apabila kita memanaskan salah satu ujung sebuah  tongkat besi  maka
lambat  laun  panas  akan  berpindah  keujung  lainnya,  sedangkan  tongkat  tersebut  tidak  berubah
bentuk.
Konveksi
Konveksi  adalah  perpindahan  panas  yang  berhubungan  dengan  bahan  fluida  atau  bahan  yang
dapat  mengalir  dalam  bentuk  gas  atau  cairan.  Pada  konveksi  panas  berpindah  dengan
@Zulkarnain Scout Selayar
berpindahnya  bahan  penghantar,  atau  lebih  tepat  bahan  pembawa  panas  tersebut.  Sebagai
gambaran  adalah  apabila  terjadi  kebakaran  di  lantai  bawah  sebuah  bangunan  bertingkat,  maka
panas  akan  dibawa  oleh  asap  atau  gas  hasil  pembakaran  yang  panas  ke  lantai  di  atasnya.
Radiasi
Perpindahan panas dengan cara radiasi tidak membutuhkan suatu bahan penghantar seperti pada
dua perpindahan panas sebe-lumnya. Pada radiasi panas berpindah secara memancar, jadi panas
dipancarkan  segala  arah  dari  suatu  sumber  panas.  Sebagai  contohnya  adalah  radiasi  sinar
matahari,  yang  kita  semua  tahu  bahwa  dari  jarak  yang  jutaan  kilometer  melalui  ruang  kosong  di
antariksa  panas  matahari  dapat  sampai  ke  bumi.
F.  BAHAN  BAKAR
Sisi  yang  lain  (ke-tiga)  adalah  bahan  bakar.  Berbeda  dengan  apa  yang  umum  disebut  sebagai
bahan bakar  oleh setiap orang,  bahan bakar  dalam hubungannya dengan ilmu kebakaran adalah
setiap benda, bahan atau material yang dapat terbakar dianggap sebagai bahan bakar. Apabila kita
perhatikan, maka akan kita dapati bahwa hidup kita selalu dikelilingi oleh bahan bakar. Oleh karena
itu  adalah  sesuatu  yang  wajib  bagi  kita  untuk  selalu  siap  siaga  menghadapi  ancaman  bahaya
kebakaran.
Ada  beberapa  istilah  yang  perlu  diketahui  dalam  hubungannya  dengan  bahan  bakar,  yaitu:
Flash  point:  temperatur  terendah  pada  saat  dimana  suatu  bahan  bakar  cair  menghasilkan  uap
dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan nyala sesaat dari campuran bahan bakar dan udara
(oksigen).
Fire point : temperatur (akibat pemanasan) dimana suatu bahan bakar cair dapat memproduksi uap
dengan cukup cepat sehingga memungkinkan terjadinya pembakaran yang kontinyu/terus menerus.
TETRAHEDRON  API
Pada perkembangan selanjutnya,ditemukan bahwa selain ketiga komponen seperti yang dimaksud
dalam segitiga  api  ada lagi komponen keempat dalam proses pembakaran  yang dibutuhkan oleh
proses pembakaran untuk mendukung kesinambungannya dan juga untuk bertambah besar, yaitu
rantai  reaksi  kimia  antara  bahan  bakar  dengan  bahan  pengoksidasi/oksidator.  Seiring  dengan
menyalanya  api,  molekul  bahan  bakar  juga  berkurang  berubah  menjadi  molekul  yang  lebih
sederhana.  Dengan  berlanjutnya  proses  pembakaran,  naiknya  temperatur  menyebabkan  oksigen
tambahan terserap ke area nyala api. Lebih banyak molekul bahan bakar akan terpecah, bergabung
ke  rantai  reaksi,  mencapai  titik  nyalanya,  mulai  menyala,  menyebabkan  naiknya  temperatur,
menyeap oksigen tambahan, dan melanjutkan rantai reaksi. Proses rantai reaksi ini akan berlanjut
sampai seluruh substansi/bahan yang terkait mencapai area yang lebih dingin dinyala api. Selama
tersedia  bahan  bakar  dan  oksigen  dalam  jumlah  yang  cukup,  dan  selama  temperatur
mendukung,reaksi  rantai  akan  meningkatkan  reaksi  pembakaran.  Sehingga  dengan  demikian
segitiga  api  tadi  dengan  adanya  faktor  rantai  reaksi  kimia,  yang  juga  termasuk  komponen
pembakaran,  berubah  menjadi  satu  bangun  tiga  dimensi  segitiga  piramida  (tetrahedron).
@Zulkarnain Scout Selayar
GAS  BERACUN  HASIL  PEMBAKARAN
Selain  bahaya  panas  tinggi  ternyata  ada  satu  bahaya  yang  menjadi  penyebab  utama  kematian
dalam  peristiwa  kebakaran,  yaitu  asap.  Mengapa  asap  menjadi  penyebab  utama?  Hal  ini
dikarenakan  asap  mengandung  bermacam-macam  gas  beracun  yang  dihasilkan  oleh  peristiwa
pembakaran.
Beberapa gas beracun yang paling banyak dan selalu ada pada peristiwa kebakaran dapat dilihat
dibawah  ini.
Karbon  monoksida  (Carbon  monoxide)
Karbon  monoksida  (CO)  adalah  pembunuh  terbesar  dalam  peristiwa  kebakaran  karena  tingkat
kehadirannya  yang  sangat  tinggi  dan  juga  cepatnya  ia  mencapai  konsentrasi  mematikan  pada
peristiwa  kebakaran.  Karbon  monoksida  adalah  hasil  produksi  dari  pembakaran  tidak  sempurna
yang  dihasilkan  dari  pembakaran  senyawa-senyawa  organic  dan  berbagai  bentuk  karbon.  Sering
juga  kematian  akibat  karbon  monoksida  terjadi  akibat  masuknya  asap  knalpot  ke  kabin  mobil.
Karbon monoksida  berbahaya karena ia adalah gas  yang  tidak berbau, tidak  berwarna,  dan tidak
terlihat.  Gas ini mematikan pada konsentrasi  1,28 persen volume dalam udara dalam 1 sampai 3
menit; 0,64 persen mematikan dalam 10 sampai 15 menit; 0,32 persen mematikan dalam 30 sampai
60 menit,  dan 0,16 persen mematikan dalam waktu  2  jam. Pada konsentrasi 0,05 persen gas ini
tetap  menyimpan  bahaya.
Karbon  dioksida  (Carbon  dioxide)
Karbon  dioksida  (Carbon dioxide)  adalah  hasil  dari  pembakaran sempurna  senyawa  organic  atau
senyawa  karbon.  Bertambahnya  konsentrasi  karbon  dioksida  akan  mengakibatkan  meningkatnya
kecepatan pernafasan; sampai  di  mana  tubuh  tidak  mampu  lagi.  Kegagalan  pernafasan akhirnya
akan terjadi. Karbon dioksida dalam jumlah yang sangat banyak dapat mengakibatkan sesak nafas
karena kekurangan oksigen dalam darah, selain itu juga dapat berfungsi sebagai bahan pemadam
api.  Konsentrasi  lebih  dari  5  persen  di  lingkungan  dapat  merupakan  tanda  bahaya,bukan  karena
keberadaannya akan tetapi karena kondisi  tersebut adalah kondisi yang jauh dari kondisi  normal.
Hidrogen  sianida  (Hydrogen  cyanide)
Walau  Hidrogen  sianida  (HCN)  jauh  lebih  beracun  dari  Karbon  monoksida  tetapi  dalam
kebakaran,biasanya,  jumlahnya  sangat  kecil.  Pada  konsentrasi  100  ppm  dapat  menyebabkan
kematian dalam waktu 30 sampai 60 menit. Hidrogen sianida dihasikan dari pembakaran senyawan
hirokarbon  terklorinasi  di  udara,  plastik,  kulit  karet,  sutra,  wool,  atau  juga  kayu.  Seperti  halnya
karbon monoksida hydrogen sianida lebih ringan dari udara sehingga tingkat bahayanya lebih tinggi
pada  kebakaran  dalam  ruangan,  dibanding  kebakaran  luar  ruangan.
Phosgene  (COCl2)
Phosgene  juga  dihasilkan  pada  dekomposisi  atau  pembakaran  senyawa  hidrokarbon  terklorinasi,
seperti karbon  tetraklorida,  Freon, atau  etilene  diklorida.  Phosgene  beracun  dan  berbahaya  pada
konsentrasi  yang  sangat  kecil  sekalipun.  Konsntrasi  25  ppm  dapat  mematikan  dalam  waktu
30  sampai  60  menit.
@Zulkarnain Scout Selayar
Hidrogen  klorida  (Hydrogen  Chloride)
Hidrogen klorida (HCl) dihasilkan oleh pembakaran bahan-bahan yang mengandung klorin. Walau
tidak  beracun  seperti  hydrogen  sianida  ataupun  phosgene,  HCl  berbahaya  apabila  kita  berada
dalam  waktu  yang  cukup  lama  di  lingkungan  yang  terdapat  gas  ini.
TAHAPAN  KEBAKARAN  DALAM  RUANGAN
Pada  umumnya  kebakaran  dalam  ruangan  dengan  terbagi  dalam  tiga  tahapan.  Masing-masing
tahapan memiliki  ciri-ciri karaktersitik dan efeknya berhubungan dengan bahan yang terbakar yang
berbeda- beda.  Lama dari masing-masing  tahapan bervariasi tergantung keadaan dari penyulutan,
bahan  bakar,  dan  ventilasi,  akan  tetapi  secara  keseluruhan  tahapannya  adalah  kebakaran  awal
kebakaran  bebas  kebakaran  menyurut.
A. Kebakaran Tahap Awal Ini adalah tahapan awal dari suatu kebakaran setelah terjadi penyulutan.
Nyala  api  masih  terbatas  dan  pembakaran  dengan  lidah  api  terlihat.  Konsntrasi  Oksigen  dalam
ruangan  masih  dalam  kondisi  normal  (21%)  dan  temperatur  dalam  ruangan  secara  keseluruhan
belum meningkat. Gas panas hasil pembakaran dalam betuk kepulan bergerak naik dari titik nyala.
Dalam kepulan  gas panas  terkandung bermacam- macam  material seperti deposit karbon  (jelaga)
ataupun padatan lain, uap air, H2S, CO2, CO, dan gas beracun lainnya,semuanya tergantung dari
jenis bahan bakar atau bahan yang terbakar. Panas akan dihantar secara konveksi oleh materialmaterial  tadi  ke  atas  ruangan  dan mendorong  oksigen kebawah  yang  berarti ke  titik  nyala  untuk
mendukung  pembakaran  selanjutnya.
B.  Tahap  Penyalaan-bebas
Kebakaran  akan  menghebat  sejalan  dengan  bertambahnya  bahan  yang  terbakar.  Konveksi,
konduksi, dan kontak langsung memperluas perambatan api dan keluar dari  bahan bahakar  awal
sampai  bahan didekatnya  mencapai  temperatur penyalaannya  dan  mulai  terbakar.  Radiasi panas
dari  nyala  api  mulai  menyebabkan  bahan  bahan  lain  mencapai  titik  nyalanya,  memperluas
kebakaran  kesamping.  Kecepatan  perluasan  kebakaran  kesamping  tergantung  dari  berapa  dekat
bahan di dekatnya dan juga susunan bahannya. Gas panas yang dihasilkan pembakaran berkumpul
di langit-langit ruangan membentuklapisan asap. Temperatur dari lapisan asp ini meningkat. Lapisan
yang lebih tinggi di ruangan tersebut memiliki konsentrasi oksigen paling rendah; temperatur tinggi;
dan  jelaga,  asap,  dan  produk  pirolisis  yang  belum  terbakar  sempurna  pada  saat  itu  sangatlah
berbeda dengan kondisi di dekat lantai ruangan. Pada daerah dekat lantai lapisan udaranya masih
relatif  dingin  dan  mengandung  udara  segar  (konsentrasi  oksigen  mendekati  normal)  yang
bercampur  dengan  hasil  pembakaran.  Kemungkinan  untuk  hidup  masih  cukup  di  dalam  ruangan
apabila seseorang bertahan pada posisi merendah pada lapisan dingin dan tidak menghirup gas di
bagian atas. Ketika lapisan panas mencapai titik kritisnya pada + 600oC (1100oF), ini sudah cukup
untuk  menghasilkan  radiasi  panas  yang  menyebabkan  bahan  bakar  lainnya  (seperti  karpet  dan
furnitur) di dalam ruang mencapai titik nyalanya. Pada saat ini seisi  ruangan akan menyala secara
serentak, dan ruangan dikatakan mengalami flashover. Saat ini terjadi, temperatur seluruh ruangan
mencapai titik maksimalnya dan kemungkinan hidup dalam berada di dalam ruangan ini untuk lebih
dari beberapa detik sangat tidak mungkin. Flashover oleh ahli ilmu kebakaran didefinisikan sebagai
@Zulkarnain Scout Selayar
proses  pengembangan,  radiasi,  dan  pembakaran  lengkap  dari  semua  bahan  bakar  dalam  suatu
ruangan.
Api/kebakaran adalah suatu aksi kesetimbangan kimia antara bahan bakar, udara, dan temperatur
(bahan  bakar  oksigen  -  panas).  Apabila  ventilasi  terbatas,  pertumbuhan  api
akan lambat, peningkatan temperatur akan lebih bertahap, asap akan dihasilkan lebih banyak, dan
penyalaan  gas  panas  akan  tertunda  sampai  didapat  tambahan  udara  (oksigen)  yang  cukup.
C.  Tahap  Api  Mengecil
Akhirnya, bahan bakar habis dan nyala api secara bertahap akan berkurang dan berkurang. Apabila
konsentrasi  oksigen  dibawah  16%,  nyala  api  dari  pembakaran  akan  berhenti  meskipun  masih
terdapat  bahan  bakar  yang  belum  terbakar.  Pembakaran  yang  terjadi  adalah  pembakaran  tanpa
nyala api. Temperatur masih tinggi di dalam ruangan, tergantung dari bahan penyekat dan ventilasi
dari  ruangan  tersebut.  Beberapa  bahan  masih  mengalami  pirolisis  atau  terbakar  tidak  sempurna
menghasilkan gas karbon monoksida dan gas bahan bakar lain, jelaga, dan bahan bakar lain yang
terkandung dalam asap. Apabila ruangan tidak memiliki ventilasi yang cukup, maka akan terbentuk
campuran gas  yang  dapat  terbakar. Maka apabila ada sumber penyalaan yang baru,  akan  dapat
terjadi  kebakaran  kedua  diruangan  tersebut,  sering  disebut  backdraft  atau  ledakan  asap.
Letusan  Gunung  Api
Letusan gunung  api  adalah  merupakan  bagian  dari  aktivitas vulkanik  yang  dikenal  dengan  istilah
"ERUPSI".  Hampir  semua  kegiatan  gunung  api  berkaitan  dengan  zona  kegempaan  aktif  sebab
berhubungan  dengan  batas  lempeng.Pada  batas  lempeng  inilah  terjadi  perubahan  tekanan  dan
suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan
pijar (MAGMA). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan
mendekati  permukaan  bumi.
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang
dihasilkannya.  Akan  tetapi  apapun  jenis  produk  tersebut  kegiatan  letusan  gunung  api
tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan
mematikan.
Bahaya  Letusan  Gunung  Api  di  bagi  menjadi  dua  berdasarkan  waktu  kejadiannya,  yaitu
@Zulkarnain Scout Selayar
A.  Bahaya  Utama  (Primer)
1.Awan  Panas
Merupakan  campuran  material  letusan  antara  gas  dan  bebatuan  (segala  ukuran)  terdorong  ke
bawah  akibat  densitas  yang  tinggi  dan  merupakan  adonan  yang  jenuh  menggulung  secara
turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300
- 700º Celcius, kecepatan lumpurnya pun sangat tinggi, > 70km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2.Lontaran  Material  (pijar)
Terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya
energi  letusan,  bisa  mencapai  ratusan  meter  jauhnya.  Selain  suhunya  tinggi(>200ºC),  ukuran
materialnya pun besar  dengan diameter > 10 cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai,
bahkan  mematikan  mahluk  hidup.  Lazim  juga  disebut  sebagai  "bom  vulkanik".
3.Hujan  Abu  lebat
Terjadi  ketika  letusan  gunung  api  sedang  berlangsung.  Material  yang  berukuran  halus  (abu  dan
pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah
angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya  bagi  pernafasan,  mata,
pencemaran air  tanah, pengrusakan  tumbuh-tumbuhan dan  mengandung  unsur-unsur  kimia  yang
bersifat  asam  sehingga  mampu  mengakibatkan  korosi  terhadap  seng  dan  mesin  pesawat.
4.Lava
Merupakan  magma  yang  mencapai  permukaan,  sifatnya  liquid  (cairan  kental  dan  bersuhu  tinggi,
antara 700  -  1200ºC. Karena cair,maka lava umumnya mengalir mengikuti  lereng  dan  membakar
apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan
daerah  yang  dilaluinya  akan  menjadi  ladang  batu.
5.Gas  Racun
Muncul  tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas  ini dapat keluar melalui ronggarongga ataupun rekahan-rekahan  yang  terdapat di daerah gunung api.  Gas utama  yang biasanya
muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah gas CO2.
Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban
Perahu,Gunung  Api  Dieng,  Gunung  Ciremai,  dan  Gunung  Api  Papandayan.
6.Tsunami
@Zulkarnain Scout Selayar
Umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi material-material akan
memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang
tsunami.  Makin  besar  volume  material  letusan  makin  besar  gelombang  yang  terangkat  ke  darat.
Sebagai  contoh  kasus  adalah  letusan  Gunung  Krakatau  tahun  1883.
B.  Bahaya  Ikutan  (Sekunder)
Bahaya  ikutan  letusan  gunung  api  adalah  bahaya  yang  terjadi  setelah  proses  peletusan
berlangsung.  Bila  suatu  gunung  api  meletus  akan  terjadi  penumpukan  material  dalam  berbagai
ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut
akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan,
banjir  tersebut  disebut  lahar.
Persiapan  Dalam  Menghadapi  Letusan  Gunung  Berapi
Mengenali  daerah  setempat  dalam  menentukan  tempat  yang  aman  untuk  mengungsi.
Membuat  perencanaan  penanganan  bencana.
Mempersiapkan  pengungsian  jika  diperlukan.
Mempersiapkan  kebutuhan  dasar
Jika  Terjadi  Letusan  Gunung  Berapi
Hindari  daerah  rawan  bencana  seperti  lereng  gunung,  lembah  dan  daerah  aliran  lahar.
Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan
bencana  susulan.
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan
lainnya.
Jangan  memakai  lensa  kontak.
Pakai  masker  atau  kain  untuk  menutupi  mulut  dan  hidung
Saat  turunnya  awan  panas  usahakan  untuk  menutup  wajah  dengan  kedua  belah  tangan.
Setelah  Terjadi  Letusan  Gunung  Berapi
Jauhi  wilayah  yang  terkena  hujan  abu
Bersihkan  atap  dari  timbunan  abu.  Karena  beratnya,  bisa  merusak  atau  meruntuhkan  atap
bangunan.
Hindari  mengendarai  mobil  di  daerah  yang  terkena  hujan  abu  sebab  bisa  merusak  mesin
Penyebab  Terjadinya  Gempa  Bumi
1.  Proses  tektonik  akibat  pergerakan  kulit/lempeng  bumi
2.  Aktivitas  sesar  di  permukaan  bumi
@Zulkarnain Scout Selayar
3.  Pergerakan  geomorfologi  secara  lokal,  contohnya  terjadi  runtuhan  tanah
4.  Aktivitas  gunung  api
5.  Ledakan  nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan keseluruh bagian bumi. Di
permukaan  bumi,  getaran  tersebut  dapat  menyebabkan  kerusakan  dan  runtuhnya  bangunan
sehingga  dapat  menimbulkan  korban  jiwa.  Getaran  gempa  juga  dapat  memicu  terjadinya  tanah
longsor,runtuhan  batuan,  dan  kerusakan  tanah  lainnya  yang  merusak  permukiman  penduduk.
Gempa  bumi  juga  menyebabkan  bencana  ikutan  berupa  kebakaran,kecelakaan  industri  dan
transportasi  serta  banjir  akibat  runtuhnya  bendungan  maupun  tanggul  penahan  lainnya.
Gejala  dan  Peringatan  Dini
1.  Kejadian  mendadak/secara  tiba-tiba
2.  Belum  ada  metode  pendugaan  secara  akurat
Tips  Penanganan  Jika  Terjadi  Gempa  Bumi
Jika  gempa  bumi  menguncang  secara  tiba-tiba,  berikut  ini  10  petunjuk  yang  dapat  dijadikan
pegangan  di  manapun  anda  berada.
a.  Di  dalam  rumah
Getaran  akan  terasa  beberapa  saat.  Selama  jangka  waktu  itu,  anda  harus  mengupayakan
keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi  tubuh anda
dari  jatuhan  benda-benda.  Jika  anda  tidak  memiliki  meja,  lindungi  kepala  anda  dengan  bantal.
Jika  anda  sedang  menyalakan  kompor,  maka  matikan  segera  untuk  mencegah  terjadinya
kebakaran.
b.  Di  sekolah
Berlindunglah  di  bawah  kolong  meja,  lindungi  kepala  dengan  tas  atau  buku,  jangan  panik,  jika
gempa  mereda  keluarlah berurutan  mulai dari  jarak  yang  terjauh  ke  pintu,  carilah  tempat  lapang,
jangan  berdiridekat  gedung,  tiang  dan  pohon.
c.  Di  luar  rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan
industri, bahaya bisa muncul dari  jatuhnya kaca-kaca dan  papan-papan reklame. Lindungi kepala
anda  dengan  menggunakan  tangan,  tas  atau  apapun  yang  anda  bawa.
d.  Di  gedung,  mall,  bioskop,  dan  lantai  dasar  mall
Jangan  menyebabkan  kepanikan  atau  korban  dari  kepanikan.  Ikuti  semua  petunjuk  dari  petugas
atau  satpam.
@Zulkarnain Scout Selayar
e.  Di  dalam  lift
Jangan  menggunakan  lift saat  terjadi  gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran
gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah,
lihat  keamanannya  dan  mengungsilah.  Jika  anda  terjebak  dalam  lift,  hubungi  manajer  gedung
dengan  menggunakan  interphone  jika  tersedia.
f.  Di  kereta  api
Berpeganganlah  dengan  erat  pada  tiang  sehingga  anda  tidak  akan  terjatuh  seandainya  kereta
dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah
mengerti  terhadap  informasi  petugas  kereta  atau  stasiun  akan  mengakibatkan  kepanikan.
g.  Di  dalam  mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan
kehilangan kontrol  terhadap  mobil  dan susah  mengendalikannya. Jauhi  persimpangan, pinggirkan
mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka
keluarlah  dari  mobil,  biarkan  mobil  tak  terkunci.
h.  Di  gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir
pantai,  bahayanya  datang  dari  tsunami.  Jika  anda  merasakan  getaran  dan  tanda-tanda  tsunami
tampak,  cepatlah  mengungsi  ke  dataran  yang  tinggi.
i.  Beri  pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena
petugas kesehatan  dari rumah-rumah sakit  akan mengalami kesulitan datang ke  tempat kejadian,
maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada disekitar anda.
j.  Dengarkan  informasi
Saat  gempa  bumi  besar  terjadi,  masyarakat  terpukul  kejiwaannya.  Untukmencegah  kepanikan,
penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar.
Anda  dapat  memperoleh  informasi  yag  benar  dari  pihak  yang  berwenang  atau  polisi.  Jangan
bertindak karena informasi orang yang tidak jela

0 komentar :

Posting Komentar